Juli 15, 2008

Pertarungan Internet Wireless Broadband di Jalur Alternatif

Kebutuhan koneksi Internet yang bersifat anytime and anywhere sudah mulai populer di Indonesia. Ditambah dengan menjamurnya penyedia jasa telekomunikasi selular yang juga menyediakan jasa transmisi data berkecepatan tinggi berbasis Global System for Mobile Communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA).

Pertarungan kedua teknologi selular digital kini telah terjadi. Setelah selama ini GSM dengan teknologi transmisi data GPRSnya, menancapkan kuku-kukunya selama 10 tahun di Indonesia, sekarang muncul kompetitor baru yang lebih menjanjiakan yaitu CDMA. Bagaimana kedia teknologi berhadapan secara head to head? Saya pugoh hariono akan mencoba membahasnya untuk anda.

Teknologi Wireless Broadband
Teknologi transmisi data berkecepatan tinggi yang diaplikasikan para operator telepon selular GSM menggunakan teknologi General Packet Radio System (GPRS). Teknologi ini tidak satu paket dengan GSM. Berbeda dengan operator telepon selular CDMA yang menyediakan layanan transmisi suara dan data dalam satu paket. Disini kita akan membahas teknologi transmisi data ke dua teknologi selular digital ini.

GSM dan GPRS
GSM merupakan generasi kedua dari sistem selular digital. GSM menggunakan frekuensi gelombang pita sempit Time Division Multiple Access (TDMA) yang dikenalkan kali pertama pada tahun 1991. Hanya dalam kurun 10 tahun, teknologi GSM telah digunakan oleh lebih kurang 170 negara di dunia yang sebagian besar berada di kawasan Eropa dan Asia.

GSM yang memiliki kecepatan transmisi 9,6Kb/s tidak cocok digunakan sebagai transmisi data kecepatan tinggi. Terbukti, GSM hanya dapat mengirimkan data sebesar 160 karakter dalam Short Message Service (SMS). Maka, digandenglah GPRS, salah satu
standar komunikasi data wireless non voice. Itulah mengapa sebuah telepon selular GSM belum tentu support GPRS. GPRS ini secara teori dapat bekerja pada kecepatan 171,2Kb/s dengan bandwidth yang luas. GPRS inilah yang merupakan basis komunikasi data wireless berkecepatan tinggi dari GSM. Sayang, teori kecepatan 171,2Kb/s hanya merupakan mimpi saja. Prakteknya, GPRS hanya bisa mencapai kecepatan transmisi data maksimal 115Kb/s. Di Indonesia, umumnya hanya berada pada kisaran 10-48Kb/s.

Ini bisa terjadi karena secara teori GPRS menggunakan 8 timeslot sekaligus dalam satu waktu yang sama. Ini menjadikan GPRS tiga kali lebih cepat dibandingkan fixed jaringan telekomunikasi tercepat saat ini dan sepuluh kali lebih cepat dibandingkan Circuit Switched Data pada GSM. Tetapi dalam praktiknya, seorang single user yang menggunakan GPRS akan mengambil semua timeslot pada GPRS tanpa ada proteksi kesalahan. Jadi, jaringan operator akan mengizinkan semua timeslot digunakan oleh single user. Penambahan user yang memakai timeslot secara bersamaan, hanya mendapatkan 1, 2 atau 3 timeslot dalam sekali waktu. Akibatnya, kecepatan yang didapat jauh lebih rendah dibandingkan teorinya. Jadi semakin banyak user GPRS, maka semakin rendah transmisi data yang didapatkan.

Berikut adalah perbandingan kecepatan data GPRS dengan beberapa transmisi data yang umum digunakan. Perbedaan infrastruktur, jumlah user dan kualitas jaringan sangat mempengaruhi kecepatan dari masing-masing transmisi data.Tidak semua telepon selular
memiliki kecepatan transmisi data yang sama saat uplink maupun downlink menggunakan GPRS. Karena, dengan penggunaan multislot pada GPRS, produsen telepon selular terpaksa membaginya ke dalam beberapa kelas berbeda, agar tidak ada pengguna GPRS yang dominan dalam menggunakan slot saat online.

Berdasarkan susunan kelas multislot, maka pembagian kelas GPRS pada telepon selular akan mempengaruhi kecepatan dalam melakukan transmisi data. Lalu bagaimana caranya agar kita tahu bahwa sebuah telepon selular dapat menggunakan fasilitas antara GSM dengan GPRS secara maksimal? Caranya mudah, anda tinggal melihat, pada kelas mana ponsel tersebut masuk, kelas A, Kelas B atau Kelas C.

Kelas A adalah telepon selular yang dapat melakukan koneksi pada GPRS dan GSM secara simultan. Sedangkan Kelas B merupakan jenis telepon selular yang dapat menggunakan service GPRS dan GSM secara bersamaan. Misalnya mengirim dan menerima suara atau SMS pada saat terkoneksi dengan GPRS, maka secara otomatis koneksi GPRS akan suspend dan aktif kembali setelah telepon selesai menerima SMS atau panggilan. Kemudian Kelas C, telepon selular yang dapat menggunakan voice service pada GPRS atau GSM dan user harus melakukan pergantian service secara manual saat menggunakannya.

Masa Depan GPRS
Pengembangan teknologi GPRS membuahkan hasil dengan ditemukannya EDGE. Teknologi ini dapat menangani tiga kali lipat kapasitas data yang dapat dilakukan oleh GPRS. Nama teknologi ini adalah Enchanced Data for Global Evolution (EDGE). EDGE menggunakan spread spektrum yang sama dengan GSM, yaitu frame struktur dari TDMA dengan logic channel dan carrier bandwidth 200KHz. Selain itu, teknologi ini memiliki
kapasitas ekstra untuk transmisi suara.

EDGE secara teori dapat mencapai kecepatan hingga 473,8KB/s, tetapi pada praktiknya kecepatan transmisi data hanya mencapai rata-rata 135KB/s. Tergantung kualitas jaringan dan infrastruktur yang tersedia. Operator telepon selular di Indonesia yang sudah menerapkan teknologi EDGE ini adalah Telkomsel.

CDMA
Berbeda dengan GSM, CDMA yang merupakan salah satu teknologi digital selular ini menggunakan tehnik spread spektrum. Di mana CDMA tidak memiliki frekuensi spesifik untuk masing-masing user. Bahkan, di tiap channel tersedia spektrum yang dapat digunakan oleh pemakai. Pembicaraan secara individu akan di-encode dengan sebuah pseudorandom digital sequence.

CDMA ini kali pertama digunakan dalam komunikasi oleh militer amerika pada Perang Dunia 2. Lalu oleh Qualcomm Inc., teknologi ini dikomersialkan dan dikembangkan lagi menjadi teknologi selular digital. Teknologi ini mulai diperkenalkan secara umum pada tahun 1995. Dengan menggunakan spread signal yang relatif lebih besar dibandingkan
teknologi selular lainnya, CDMA dapat melakukan transmisi data dan suara secara bersamaan. Ini sebabnya teknologi CDMA 2000 1x telah dianggap sebagian orang sebagai teknologi 3G.

Teknologi ini dikembangkan berdasarkan standar IS-95 dengan tipikal frekuensi operasi 800 MHz. Selain itu, narrowband CDMA ini didesain dengan bandwidth 1,25 MHz untuk tiap arah. Dengan menggunakan kode digital yang unik dan lebih baik dari channel atau
frekuensi RF dalam membedakan pemanggil, CDMA secara otomatis memiliki tingkat keamanan yang lebih baik. Tidak seperti teknologi lainnya, yang menetapkan fixed channel terseleksi untuk mengakomodasi kondisi terburuk, CDMA secara dinamis mengoptimalkan kapasitas panggilan dengan merespon faktor-faktor seperti rasio signal-to-noise.

Karakteristik umum CDMA sebagai berikut:

1. Memiliki kapasitas tinggi untuk mengatasi panggilan yang simultan per channel dibanding sistem yang ada.
2. Meningkatkan call security.
3. Mereduksi noise dan interfensi lainnya.
4. Efisiensi daya yang dapat memperpanjang daya hidup batere telepon.
5. Fasilitas koordinasi seluruh frekuensi melalui beberapa base station.
6. Memungkinkan integrasi layanan suara, data dan video. Fungsi spread spektrum dan kontrol power yang memperbesar kapasitas panggil CDMA mengakibatkan bandwidth yang cukup untuk bermacam-macam layanan data multimedia, dan skema soft hand-off menjamin tidak hilangnya data.

Tidak heran jika kecepatan transmisi data pada CDMA ini diklaim secara teori dapat mencapai 153KB/s, namun secara praktiknya mampu mencapai 100KB/s. Penurunan ini masih lebih baik jika kita bandingkan dengan GPRS yang hanya mampu sampai 48KB/s.

Masa Depan CDMA
Seperti yang terjadi pada GPRS, CDMA juga mengalami evolusi teknologi. Dengan pengembangan dari basis spread spectrum CDMA, maka ditemukanlah teknologi Evolution Data Only (EV-DO) dan Evolution Data Video (EV-DV). Kedua teknologi transmisi data ini memiliki kecepatan luar biasa dan meninggalkan para kompetitornya. Seperti EV-DO yang sudah diaplikasikan Mobile 8 di Indonesia, diklaim dapat melakukan transmisi data berkecepatan tinggi hingga 2,4MB/s. Sedangkan EV-DV memiliki transmisi data yang lebih cepat lagi, mencapai 3,1MB/s. Walau prakteknya masih sekitar 600 KB/s.

Mana Yang Lebih Baik?
Melihat data-data yang sudah disebutkan sebelumnya, tidak dapat disangkal lagi teknologi CDMA menjadi pemenang dalam pertarungan Internet wireless broadband. Bahkan kecepatan data transmisi dari EV-DO ini bisa membuat mati para ISP-ISP yang selama ini memberikan pelayanan transmisi data dial-up, ADSL maupun broadband.

Beberapa keunggulan lainnya, adalah tarif yang diberikan lebih murah, karena jika tidak download, maka tidak perlu bayar sama sekali. Kemudian terminal yang multifungsi, selain sebagai telepon selular juga bisa sebagai modem serta dapat melakukan koneksi di mana saja dan kapan saja dalam batas coverage area operator.

Lalu jika teknologi CDMA telah memiliki kecepatan transmisi data yang tinggi, untuk apa lagi ada 3G? Tentu ini dua hal yang berbeda. Teknologi 3G jelas memiliki keunggulan pada carrier spread spectrum yang dapat melakukan transmisi video dan data secara bersamaan. Selain teknologi W-CDMA ada beberapa alternatif seperti teknologi GSM1X, CDMA 2000 1x EV-DV dan TD-SCDMA masuk kategori ini.

CARA INTALASI INTERNET VIA GPRS DAN CDMA

Kini Anda tidak lagi repot untuk memeriksa e-mail atau browsing Internet dalam perjalanan. Karena dengan ponsel GPRS dan CDMA anda bisa terkoneksi ke Internet. Untuk itu, pastikan operator GSM Anda telah menyediakan GPRS dan sudah diaktifkan.
Kemudian pastikan juga ponsel Anda sudah terintegrasi modem GPRS serta sudah tersedia koneksi kabel, infrared atau bluetooth, antara ponsel dan notebook.

Langkah 1
Sebelum mengaktifkan notebook atau PC, sambungkan kabel data dari ponsel. Kabel data ini harus kompatibel. Nyalakan notebook atau PC, Windows akan menampilkan kotak dialog Found New Hardware Wizard. Pilih Install from a list or specific location (advanced), lalu klik Next. Pilih Search for the best driver in these locations. Masukkan CD driver kabel data ponsel pada optical drive.Jika instalasi driver kabel data tidak menggunakan driver-nya sendiri, koneksi tidak dapat terjadi.

Selanjutnya, beri tanda cek Include this location in the search: lalu klik Browse dan arahkan ke lokasi driver kabel data berada, lalu klik Next. Selanjutnya Windows akan mulai menginstall driver.

Kotak dialog Found New Hardware Wizard ini akan terjadi 2 sampai 4 kali instalasi. Untuk handset GSM GPRS, termasuk instalasi modem. Anda dapat melanjutkan ke langkah 3. Sedangkan untuk CDMA Anda dapat melanjutkan langkah ke 2.

Langkah 2
Untuk instalasi modem, awali dari Control Panel. Pilih Phone and Modem Options. Lalu pilih tab Modems dan Add. Anda akan memasuk submenu Install New Modem. Beri cek pada Don’t detect my modem; I will select it from a list, lalu klik Next. Memasuki pilihan
manufaktur dan model modem, klik Have Disk…. Lalu Browse dan pilih lokasi driver. Jika belum ada, misalnya menggunakan Nokia 2285, Anda dapat men-downloadnya di http://www.nokiausa.com/phones/software/2285/

Pilih file nmpCDMA2000_1X (USB).inf lalu klik Ok. Pilih Nokia CDMA2000 1X
3G Packet Data Modem. Kemudian pilih port sama dengan yang terdeteksi pada Device Manager. Lalu klik Next. Setelah selesai instalasi pilih Finish. Kini modem CDMA sudah siap digunakan.

Langkah 3
Setelah selesai instalasi, kini Anda membuat Dial-up Connection melalui Control Panel, dan pilih Network Connections. Masuk pada submenu Network Connection Type, dan klik Next.

Pilih Connect to the Internet lalu Next. Pada submenu Getting Ready, pilih Set up my connection manually dan klik Next. Isikan nama ISP operator Anda, klik Next. Lalu masukkan nomor dial-up operator tersebut. Pilih Next, dan diisi username, password dan confirm password dari operator Anda. Pilih Next dan Finish.

0 komentar: