Juni 28, 2008

Menggunakan control Command Button 2

Menggunakan control Command Button 1

Mendesain Form 4

Mendesain Form 3

Mendesain Form 2

Mendesain Form 1

Mengenal Property dan even 3

Mengenal Property dan even 2

Mengenal Property dan even 1

Program VB pertama

Mengenal Bagian Options 2

Mengenal Bagian Options 1

Mengenal IDE Visual Basic 2

Mengenal IDE Visual Basic 2

BUKU OS


Buku ini ditujukan kepada para pemula yang ingin menjadi EDP atau administrator jaringan dalam
mempelajari Windows Server 2003 untuk menerapkannya pada sistem jaringan yang sederhana.
Isi buku ini sudah mencakup hampir semua fasilitas yang ada pada Windows Server 2003 seperti Fax Server,
Software Deployment, Offline Files, VSS, Mail Server, FTP mode Isolasi, Newsgroups, Internet Sharing
(NAT /ICS), Web Server dan lainnya.
Buku ini pantas menjadi buku pegangan di tempat Anda bekerja. Dengan menguasai buku ini diharapkan
Anda dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tingkat yang lebih mahir dalam memperdalam
Windows Server 2003.



Buku ini memperkenalkan beberapa software populer yang banyak digunakan pada sistem operasi
Windows. Sedemikian populernya software utility tersebut membuatnya tetap eksis dan banyak
pemakai yang tetap menggunakannya. Beberapa dari software tersebut telah mendominasi bidangnya.
Memakai sistem komputer multimedia memang sangat menyenangkan. Melalui sistem komputer
multimedia, Anda dapat memproses berbagai data audio/video. Misalnya file audio/video dalam format
MP3/Midi/MPEG/Wave /WMA/WMV/QT atau media disk seperti CD Audio, Video CD, DVD-Video,
dan lain sebagainya. Untuk itu, Anda harus memilih software yang tepat sehingga hasilnya memuaskan.
Oleh karena itu, pada buku ini, penulis juga menyertakan pembahasan beberapa software pemroses
sistem komputer multimedia populer.




Ada banyak rahasia tersembunyi dalam MS Windows XP. Misalnya saja, bagaimana caranya mengubah
fungsi tombol Stop menjadi tombol Play pada Windows Media Player, membersihkan semua icon yang
ada di desktop, mengganti AM dan PM menjadi Pagi dan Sore, membuat menu sendiri,
menyembunyikan fasilitas Advanced Options pada Windows Explorer, dan masih banyak lagi.
Buku ini mengulas 95 tip dan trik registry pilihan yang akan membuat MS Windows XP Anda tampil
lebih spesial dan eksklusif. Di sini Anda akan temukan beragam kiat untuk mengutak-atik Start Menu,
Dekstop, Control Panel, Game, Aplikasi, Internet dan sebagainya agar tampak lebih maksimal.
Ditulis dengan gaya bahasa yang santai dan mudah dimengerti, inilah buku yang seharusnya Anda baca!




Buku ini akan membahas penggunaan Linux Mandrake 10.0 secara praktis, namun tidak
melupakan konsep dasar Linux sendiri. Mandrake dikenal sebagai Linux yang banyak
digunakan pada workstation, karenanya pembahasan buku ini lebih menitikberatkan pada
penggunaan Linux Mandrake 10.0 sebagai sistem operasi workstation walaupun tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakannya sebagai sistem operasi server. Pembahasan
dalam buku ini diawali dengan pengenalan dasar akan Linux, dilanjutkan dengan instalasi
dan konfigurasi Mandrake 10.0. Oleh karena buku ini menitikberatkan pembahasannya pada
penggunaan Linux Mandrake 10.0 untuk workstation, dibahas juga aplikasi-aplikasi yang
akan Anda gunakan sehari-hari. Anda akan kaget mengetahui koleksi software yang
disertakan Linux Mandrake 10.0 dalam distribusinya. Untuk Anda yang ingin mencoba
sesuatu yang berbeda, dibahas juga aplikasi Terminal dan pemrograman dasar di Linux.
Sebagai bonus, buku ini dilengkapi dengan lima keping CD Linux Mandrake 10.0 sehingga
Anda dapat langsung mempraktekkan seluruh isi buku ini. Selamat menjelah dunia Linux
Mandrake 10.0!

BUKU HARDWARE


Dengan hadirnya buku ini, diharapkan pembaca yang ingin mendalami teknik interfacing
komputer dan mikrokontroler memperoleh informasi yang lengkap dan praktis sebagai
panduan utama untuk percobaan-percobaan. Buku ini juga dilengkapi berbagai contoh
program menggunakan Bahasa C/C++ hingga Visual Basic .NET. Disertakan juga rangkaian
lengkap sehingga memperkaya khazanah pembaca dengan berbagai rangkaian terbaru dan
canggih. Buku ini sangat berguna bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah
Mikroprosesor, Interfacing Komputer, dan Elektronika Digital atau bagi masyarakat umum
yang tertarik untuk mempelajari mikrokontroler AT89C51.




Buku ini ditulis karena program aplikasi perancang PCB rangkaian elektronika masih sedikit
dipasaran. Dengan hadirnya buku ini, diharapkan dapat membantu para pengemar Elektronika untuk
dapat membuat PCB rangkaian Elektronika sendiri bila ingin mewujudkan gambar skema
rangkaiannya menjadi bentuk jadi rangkaian Elektronika tanpa memesan ke pabrik pembuat PCB,
tetapi cukup membuat sendiri di rumah dengan menggunakan perlengkapan yang sudah sangat
mudah diperoleh di pasaran.
Melalui buku ini, Anda akan dipandu dalam langkah demi langkah pembuatan PCB dengan
TraxMaker. Dengan mengikutinya, PCB buatan Anda akan terlihat lebih profesional sehingga
memudahkan Anda dalam pembuatan rangkaian sesungguhnya nanti. Dengan isi yang demikian
aplikatif, buku ini tepat sekali untuk menjadi pegangan hobiis, pelajar STM, mahasiswa teknik, dan
bahkan desainer peranti elektronik.




Sudah sejak lama PC bisa dipakai untuk bermain game. Lantas, PC yang seperti apa yang bisa
memainkan game-game tercanggih abad ini? Buku ini akan memandu Anda memilih PC atau bahkan
merakit PC canggih Anda sendiri secara cepat. Pembahasan di dalam buku ini meliputi:
o Membandingkan VGA Card nVIDIA dan ATI Radeon
o Memilih antara Processor AMD dan Intel
o Mengenali Motherboard dan Chipset yang ada di dalamnya
o Mengulas ‘isi perut’ PC untuk gamer bagi kelas low-end, middle-end, dan high-end
o Langkah-langkah pemasangan PC mulai dari casing, VGA Card, hard disk, power supply, memori,
dan lainnya
o Dilengkapi dengan kamus mini dan pembahasan game-game populer abad ini
Akhirnya, Inilah satu-satunya buku merakit PC khusus untuk Gamer sejati!




Dengan perlengkapan multimedia terkini pada PC, hal itu tentu saja dapat dilakukan. Akan
tetapi, bagaimana bila dana yang dimiliki terbatas? Jangan khawatir, kita pun dapat
mewujudkannya. Dengan berbekal perlengkapan remote control InfraRed standar seperti
remote control TV atau DVD/VCD yang banyak dijual di kaki lima dan sedikit kemampuan
membaca dan merangkai rangkaian elektronik sederhana, mari transformasikan komputer
kita menjadi home entertainment center yang lengkap. Anggaran yang dikeluarkan untuk
membuat perangkat ini termasuk sangat murah bila dibandingkan dengan membeli peralatan
sejenis yang memiliki fungsi sama, terlebih karena didukung pula dengan penggunaan
software opensource seperti Winlirc yang bersifat gratis dan terbuka sehingga mudah
dikustomisasi sesuai kebutuhan.
Dengan mengikuti panduan buku ini, lengkapilah komputer Anda dengan kemampuan
pengendalian menggunakan remote control InfraRed sehingga Anda dapat mengontrol
aplikasi Windows hanya dengan menekan remote control.




Saat ini PC (Personal Computer) sudah banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia, terutama
di daerah perkotaan, serta menjadi alat bantu utama untuk menyelesaikan pekerjaan di
perkantoran. Bagian-bagian penting dari sebuah PC ialah CPU, monitor, keyboard, mouse,
speaker, dan printer yang membutuhkan penanganan yang baik agar dapat digunakan
seoptimal mungkin.
Dalam penggunaannya mungkin saja terjadi kerusakan pada CPU, monitor, atau komponen
lainnya, padahal mungkin pada saat terjadi kerusakan kita sangat membutuhkan PC tersebut
untuk membantu menyelesaikan tugas kita. Buku ini akan membimbing Anda menjadi
“teknisi” untuk dapat mereparasi PC, jaringan, dan monitor tersebut untuk dapat
membangun bisnis di bidang TI.

Drive-Test Untuk Optimisasi Jaringan CDMA

1.PENDAHULUAN
1.1 Proses Optimisasi
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk drivetest dalam suatu siklus jaringan
nirkabel, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.

Sebelum menginstalasi BS, hal yang pertama kali perlu dilakukan adalah
melakukan pengukuran untuk mengevaluasi situs agar kita bisa menentukan lokasi yang
tepat untuk BTS. Secara umum proses ini terdiri dari pengiriman sinyal CW (yang belum
dimodulasi) dari situs yang sedang diuji tersebut dan mengukurnya dengan pesawat
penerima yang biasa digunakan untuk drivetest. Selanjutnya, optimasi dan verifikasi awaldilakukan untuk pengamatan awal cakupan RF-nya ketika sinyal carrier CDMA yang
sudah dimodulasi telah dinyalakan.

Langkah selanjutnya adalah fasa uji terima (acceptance-testing), yaitu setelah
jaringan sudah dialihkan dari vendor ke operator. Kriteria penerimaan ini bergantung
pada data yang terkumpul selama drivetest jaringan. Setelah operator mulai melakukan
layanan komersial, proses optimasi dan troubleshooting akan terus dilakukan selama
masa hidup jaringan sampai nanti situs sel baru dibangun untuk menambah kapasitas
jaringan atau cakupan geografis. Bagaimanapun juga, perubahan dalam jalur propagasi
sinyal akan terus berlanjut yang dikarenakan oleh penambahan gedung baru,
pertumbuhan pohon, perubahan lahan, dan penuaan/kerusakan alat. Selain itu, semakin
bertambahnya pelanggan dan peningkatan kanal trafik, jaringan CDMA perlu dioptimasi
ulang untuk menghitung peningkatan daya interferensi yang disebabkan peningkatan
trafik. Selain itu, cell breathing yang disebabkan oleh penggunan trafik yang bervariasisepanjang hari memerlukan optimasi jaringan yang berjalan untuk meyakinkan bahwakapasitas kanal masih cukup. Drivetest merupakan cara yang tepat untuk membantu
operator dengan mengukur cakupan RF dan interferensi yang mempengaruhi keseluruhan
kapasitas jaringan.

Optimasi merupakan langkah penting dalam siklus hidup suatu jaringan.
Keseluruhan proses optimasi diperlihatkan gambar 2 di bawah. Drivetest merupakan
langkah awal proses, dengan tujuan untuk mengumpulkan data pengukuran yang
berkaitan dengan lokasi user. Setelah data terkumpul sepanjang luas cakupan RF yang
diinginkan, maka data ini akan diproses pada suatu perangkat lunak tertentu. Setelah
masalah, penyebab dan solusi dapat diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukanpemecahan masalah tersebut. Gambar 2 menggambarkan bahwa optimasi merupakan
proses yang terus berjalan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan QoS, menjaga
pelanggan lama dan menarik pelanggan baru sambil mengembangkan kapasitas jaringan.

1.2. Prinsip Drivetest
Bagian ini menggambarkan konsep dasar drivetest. Baik operator ataupun vendor
pasti melakukan drivetest. Operator memerlukannya untuk mengoptimalkan kinerja
jaringannya, sementara sebuah situs sel baru dibangun, dan telah terjadi perubahan padalingkungan infrastruktur. Drivetest memungkinkan operator untuk melakukan optimasiyang terus berjalan. Umumnya, drivetest CDMA dilakukan dengan menghubungkan MS ke laptop. Pelanggan seluler dan PCS melihat kinerja layanan jaringan berdasarkan
cakupan jaringan dan kualitas panggilan. Perangkat drivetest menggunakan MS untuk
mensimulasikan masalah yang dialami pelanggan ketika akan/saat melakukan panggilan.
Sebagai contoh, jika panggilan pelanggan terputus ketika beroperasi di dalam obyek
bergerak pada suatu lokasi tertentu, maka perangkat drivetest harus mampu
mensimulasikan masalah ini.

Contoh lain masalah yang dialami pelanggan adalah panggilan yang diblokir
(kegagalan mendapatkan akses), kualitas suara yang buruk, dan cakupan area pelayanan
yang kurang. Sistem drivetest melakukan pengukuran, menyimpan data di computer, dan
menampilkan data menurut waktu dan tempat. Frame Erasure Rate (FER) adalah ukuran
pda MS yang megindikasikan kualitas sambungan.Beberapa tipe system drivetest yang tersedia –berbasis MS, berbasis receiver dankombinasi keduanya-. Gambar 3 menunjukkan system drivetest kombinasi antara MS dan receiver.

Sistem drivetest diterapkan dalam kendaraan dan dikemudikan sepanjang area cakupan
operator. Perhatikan Gambar 4.

1.3. Penyebab Masalah Pada Jaringan
Ada beberapa penyebab panggilan diblokir (kegagalan originasi), panggilan
terputus, dan FER yang buruk di antaranya dalah, cakupan RF yang buruk, polusi pilot,
kehilangan PN neighbour, masalah pengaturan search window, dan
pewaktuan/sinkronisasi yang salah. Tulisan ini menitikberatkan pada masalah yang
berkaitan dengan parameter RF tidak pada kapasitas sel, kapasitas backbone jaringan,
atau pada software pemrosesan panggilan.

Minimnya cakupan RF merupakan hal yang seringkali menyebabkan panggilan
gagal atau putus. Hal ini mungkin terjadi karena danya lubang pada cakupan (daya yang
rendah pada suatu cakupan di suatu jalan), atau bisa juga karena kualitas daya yang buruk pada daerah pinggir dari area cakupan. Polusi pilot adalah suatu kondisi di mana terlalubanyak munculnya sinyal pilot CDMA. Pilot tambahan ini akan menginterferensipanggilan pelanggan. Kondisi kehilangan PN Neighbour terjadi ketika MS menerimasinyal pilot dengan daya tinggi tetapi tampil di dalam daftar neighbour yang dimiliki MS.

Kemudian PN ini akan menginterferensi dan menyebabkan panggilan terputus dan FER
meningkat. Selain itu, panggilan terputus dapat disebabkan oleh pengaturan search
window. Dalam hal ini, MS tidak dapat mencari pilot yang sesuai dengan daftar neighbournya. Akhirnya, pewaktuan BS yang salah akan menyebabkan panggilan
terputus, karena system CDMA bergantung pada pewaktuan yang sinkron antar BS.

2. Konsep CDMA
2.1. Latar Belakang
Pemahaman konsep CDMA yang mendalam akan sangat membantu proses
pengukuran dan pengolahan data nantinya. Jaringan seluler dan PCS menggunakan
konsep air interface CDMA yang berdasarkan standar IS-95 dan J-Std008. Jika
dibandingkan dengan membagi-bagi panggilan suara ke setiap kanal frekuensi,
sebagaimana pada sistem FDMA, maka CDMA menggunakan format spread spectrum
yang menggunakan sinyal yang sudah dikodekan secara ortogonal yang menduduki
bandwidth spektrum 1.25 MHz. Perhatikan gambar 5.

Setiap kanal di dalam sebuah sinyal CDMA akan di-spread menggunakan kode
walsh, sebagaimana ditunjukkan gambar 6. Kode Walsh ini men-spread sinyal sepanjang
bandwidth sekitar 1.25 MHz. Hampir seluruh kode Walsh digunakan untuk kanal trafik
suara. Sementara kode lain digunakan untuk kanal pilot, paging dan sinkronisasi. Kanal paging (kode Walsh 1 sampai 7) digunakan oleh BS untuk memanggil MS. Pada konfigurasi jaringan umumnya, kode Walsh 1 digunakan untuk paging, sehingga kode 2
sampai 7 dapat digunakan untuk kanal trafik suara. Kanal sinkronisasi (kode Walsh 32)
digunakan untuk melakukan pewaktuan dengan MS. Perhatikan gambar 6.

Untuk memahami bagaimana sinyal pilot bekerja, kita perlu memahami tentang
Short Code. Langkah terakhir untuk membangkitkan sinyal CDMA dalam BS adalah
modulasi data dengan sebuah sekuen pseudo-random yang disebut dengan short code
(kode pendek). Kode ini identik untuk seluruh BS, dengan satu pengecualian. Setiap BS
memiliki versi delay fasa yang berbeda dari setiap kode yang sama. Hal ini diperlihatkandengan pergeseran waktu yang diukur dalam chip. (Satu chip sekitar 0,8 mikrodetik).

Perbedaan waktu dalam kode inilah mengidentifikasi setiap BS dengan unik. Perbedaan
waktu (time offset) ini pada dasarnya bertindak sebagai kode pewarna.
Kanal pilot (kode Walsh 0) merupakan versi dari kode pendek tersebut yang tidak
dapat dimodifikasi. Oleh karena itu identik untuk setiap BS, dnegan pengecualian pada
pewaktuan pada pembangkit kode pendek tersebut. Pergeseran/perbedaan pewaktuan
kanal pilot inilah yang mengidentifikasikan BS tertentu dari BS lain, dan sehingga
berkomunikasi dengan BS yang sudah ditentukan.

Perbedaan pewaktuan kanal pilot ini diekspresikan dengan „PN Offset“ yang
merujuk pada suatu waktu absolut. Sekuen kode ini berulang setiap 2 detik, yang
merupakan periode jam detik-genap pada GPS. Oleh karena itu, PN 0 mensejajarkan
dengan permulaan periode kode pendek itu, tepat pada jam GPS. PN 1 diberi pewaktuan
dengan 64 chip. PN 2 memiliki 128 chip lebih tinggi dari PN 0, dan seterusnya. PN
(Pseudo Noise) merupakan istilah yang terkait dengan teori spread spectrum. Ada sampai512 PN Offset yang unik yang disediakan untuk operator, meskipun hanya satu PN offset yang biasanya digunakan. Kumpulan PN-PN ini dikelompokkan dalam kelipatan integer dari sebuah nila ON yang dikenal dengan istilah PN Increment.
PN increment yang umumnya digunakan adalah 3, 4, 6. PN increment 3 berarti PN
0, PN 3, PN 6, dst, akan diperuntukkan bagi satu BS atau sektor BS di dalam suatu
jaringan. Setiap operator CDMA akan memilih nilai PN inkremen berdasarkan
kepadatan BS-nya. PN inkremen 3 akan menyediakan lebih banyak PN offset
dibandingkan dengan PN inkremen 6, dilihat dari pembagian antara 512 dengan PN
inkremen. Nilai PN ini mungkin akan digunakan di dalam jaringan yang sama, pada BS
yang teletak pada jarak yang cukup jauh dan antenanya diarahkan saling menjauh.
Nilai kanal pilot ini lah yang diukur oleh sistem drivetest berbasis receiver. Untuk
mengidentifikasi BS, receiver mengukur offset pewaktuan dari short code pada kanal
pilot. Receiver mendapatkan pewaktuan yang tepat ini dari sinyal referensi pulse-persecond yang didapat dari standar GPS Receiver. Beberapa contoh pilot BS akan
ditunjukkan nanti. MS juga dapat mengukur sinyal pilot. Hanya saja, pilot mana yang
dapat diukur MS bergantung pada jaringan yang terkait dengan neighbour list MS.

2.2. Pengukuran Sinyal Pilot
Sistem pengukuran drivetest memanfaatkan prinsip bahwa kanal pilot (kode walsh
0) akan terus mengirim secara kontinu dan mampu mengidentifikasi BS. Dengan
penelusuran pilot-pilot ini, pengguna dengan cepat dapat mengetahui cakupan RF dalam
suatu jaringan nirkabel. Gambar di bawah menampilkan level dari pilot-pilot terkuat yang diukur dengan receiver digital CDMA (yang tidak terukur terikat dengan suatu jaringan operator). Perhatikan bahwa PN offset ditunjukkan di domain horizontal pada batang grafik di bawah. PN ini menunjukkan BS atau sektor BS mana yang mengirimkan setiap sinyal pilot. Nilai di atas batangan grafik menunjukkan nilai Ec/Io dari setiap sinyal pilot. Ini merupakan ukuran amplitudo relatif setiap BS yang diterima receiver drivetest.

Gambar di bawah merupakan ilustrasi dari 4 BS terdekat dengan masing-masing
sinyal pilotnya pada gambar di atas. Gambaran ini sederhana tidak memperhitungkan
kemungkinan sektorisasi BTS yang biasanya dilakukan dalam setiap BTS. Perlu diingat
bahwa tidak selalu BS terdekat pasti menghasilkan level sinyal pilot terkuat yang dapat diterima receiver. Kondisi propagasi yang berbeda-beda yang sering terjadi sehingga memungkinkan sinyal yang lebih jauh dapat diterima pada level yang lebih tinggi. Drivetest berbasis receiver dapat membantu diagnosa fenomena seperti ini.

2.3. Definisi Ec dan Io
Tampilan sinyal pilot biasanya diukur dalam unit Ec, Io, atau Ec/Io, tergantung
metode pengukuran pilot pada drivetest apakah menggunakan receiver atau MS. Ec
meruapakan pengukuran kuat sinyal pilot yang diekspresikan dalam unit dBm. Sebagai
contoh, sinyal pilot memiliki nila Ec -50 dBm, -80 dBm, ataupun -100 dBm, tergantung
di mana peralatan drivetest terletak terhadap BS yang mengirimkan sinyal pilot tersebut.

Gambar di bawah mengilustrasikan setiap Ec BS hanya merupakan suatu porsi kecil dari
total daya di dalam kanal 1.25 Mhz.

Io adalah daya total yang terukur dalam suatu kanal CDMA 1.25 MHz. Ini sudah
termasuk seluruh 64 kode walsh dari setiap BS dab noise atau interferensi lainnya yang mungkin terdapat dalam kanal 1.25 MHz, dieksperesikan dalam dB. Nilai Io ini
membantu dalam perhitungan rasio antara level daya suatu BS dengan BS lainnya.
(definisi lain Ec/Io adalah perbandingan antara energi setiap chip terhadap spektral energi dari interferensi).

Pengukuran sinyal pilot dapat dilakukan dengan solusi drive-test dalam beberapa
cara, melalui receiver (independen terhadap jaringan) ataupun MS. Gambar 7
menunjukkan grafik pengukuran sinyal pilot pada receiver. Receiver mengukur semua
sinyal pilot, tanpa tergantung terhadap jaringan yang sedang melayani. Sebaliknya, hasil pengukuran drivetest berbasis MS akan berbeda. Masing-masing mode pengukuran
memiliki tujuan tersendiri dan keduanya dapat dikombinasikan

3. Pengukuran Drivetest berbasis MS
3.1. Konsep MS CDMA
Perangkat berbasis MS merupakan konfigurasi minimum yang dibutuhkan dalam
melakukan drivetest. Pengukuran umum seperti panggilan gagal ataupun terputus
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana performa jaringan dari sudut pandang
pelanggan. MS juga mampu mengukur FER untuk mendapatkan indikasi kualitas suatu
panggilan, dan medekodekan pesan layer 3 pada suatu proses panggilan untuk membantu
troubleshooting jaringan. Gambar 10 menunjukkan sistem drivetest berbasis MS
termasuk dengan GPS receiver untuk menentukan lokasi akurat suat peristiwa yang
dialami MS.

Oleh karena drivetest berbasis MS bergantung terhadap jaringan, sinyal pilot yang
ditampilkan hanyalah sinyal pilot yang diinstruksikan oleh operator jaringan untuk
diukur. Untuk memahami prinsip pengukuran sinyal pilot berbasis MS perhatikan gambar
11 berikut.

Sebuah MS mengkategorikan suatu pilot pada setiap BS (atau sektor BS) ke dalam
4 macam yaitu, aktif, kandidat, neighbor, dan sisa-sisa pilot lainnya disebut dengan
remainder. Kalau pada drivetest berbasis receiver, pilot remainder ini juga ditampikan pada grafik, di mana pilot-pilot ini biasanya merupakan sumber interferensi. Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 11, MS secara konstan berkomunikasi dengan banyak BS. Pilot aktif merepresentasikan bahwa BS itu sedang berkomunikasi dengan MS untuk melakukan suatu panggilan. Pilot kandidat menunjukkan bahwa BS itu sedang dalam proses transisi dari aktif menjadi non-aktif ataupun sebaliknya, bergantung apakah dayanya melebihi atau di bawah threshold yang didefinisikan oleh jaringan (Tadd atau Tdrop). Pilot neighbor mengindikasikan kumpulan BS yang potensial menjadi aktif.

Staf perencanaan pada operator biasanya memprogram agar jaringannya dapat mendownload
daftar pilot neighbor ini ke MS. Pilot ini biasanya menunjukkan BS-BS
terdekat yang melayani MS. Dengan demikian, daftar pilot neighbor ini pasti berubahubah
seiring MS berjalan di suatu area. Setiap sektor BS memiliki daftar neighbor yang
unik. Ketika suatu panggilan sedang dialihkan (hand-off) dari suatu sel ke sel lainnya (atau dari suatu sektor ke sektor lainnya tetapi masih satu sel), daftar neighbor ini berubah meliputi neighbor yang dari setiap sektor yang terlibat dalam proses hand-off.

Berikut adalah gambar tampilan 3 macam pilot dalam drivetest berbasis MS.

Pengukuran berbasis MS diperlukan untuk menaksir performa suatu jaringan dalam
suatu statistik panggilan seperti panggilan gagal atau terputus beserta lokasi kejadiannya.
Gambar 13 menunjukkan contoh statistik tersebut.


Pengukuran berbasis MS menunjukkan gejala suatu masalah pada jaringan, tetapi
tidak mampu menjelaskan masalah tersebut dengan baik. Sebagai contoh, kenapa
panggilan terputus kerap terjadi pada suatu lokasi tertentu? Untuk memahami penyebab
masalah pada air interface ini, dikembangkanlah sistem pengukuran berbasis receiver
oleh Agilent.
Oleh karena jaringan mengontrol perangkat MS sepenuhnya, pengukuran yang
dilakukan menjadi tidak valid dalam suatu kondisi tertentu. Pewaktuan buat MS biasanya diatur oleh jaringan menggunakan kanal sinkronisasi BS (kode walsh 32). Kesalahan pewaktuan pada BS akan menyebabkan rentetan kesalahan lainnya pada MS. Jaringan mjuga mengatur MS agar berkomunikasi dengan BS tertentu untuk mendapatkan suatu sinyal pilot, berdasarkan daftar neighbor yang dikirim MS melalui air interface dari BS.

BS yang tidak terdaftar dalam daftar neighbor yang ditentukan mungkin tidak
diukur oleh MS, meskipun BS-BS ini dapat menyebabkan interferensi, yang akan
mengakibatkan panggilan terputus.

Sebaliknya, pengukuran berbasis receiver independen terhadap jaringan. Sehingga
mereka mampu mengukur semua pilot (sampai 512) tidak tergantung pada daftar neigh
bor yang diberikan operator jaringan. Selain itu, sistem ini mampu melakukan
pengukuran pewaktuan yang absolut, yang sering menjadi penyebab masalah pada
jaringan.

4. Pengukuran Berbasis Receiver
Seringkali masalah yang timbul pada saat melakukan pengukuran berbasis MS
adalah sama. Oleh karena itu diperlukan solusi drivetest yang tidak bergantung pada
jaringan. Sistem ini didesain untuk mengatasi masalah ini. Oleh karena receiver
menggunakan GPS untuk mensinkronisasi pewaktuan, maka ia tidak perlu terikat dan
diatur oleh jaringan. Selain jumlah pilot yang bisa dideteksi sebanyak 512 tidak seperti pada MS.

Receiver tidak menggunakan kanal sinkronisasi BS untuk pewaktuannya seperti
pada MS. Ia menggunakan sistem GPS untuk mendapatkan satu pulse/detik yang
diperlukan untuk mengukur semua pilot yang terdeteksi pada input RF secara akurat.
GPS juga digunakan untuk mendapatkan lokasi untuk setiap pengukuran yang dilakukan
dalam bujur dan lintang.

4.1. Scanning Pilot CDMA
Gambar 15 menunjukkan salah satu tampilan pada pengukuran receiver. Bar yang
tertampil adalah N (user-defined dari 1-20)) pilot yang terbesar dayanya yang terukur
oleh receiver dimulai dari yang terbesar. Nilai PN offset dari pilot terdapat pada bawah bar. Sumbu Y dapat diatur untuk menampilkan Ec atau Ec/Io.


Perlu diingat bahwa receiver mendapatkan pewaktuannya dari sinyal 1 pulsa/detik
GPS. Pewaktuan receiver diselaraskan dengan eve-second clock dari GPS, yang merupakan sinyal pewaktuan yang serupa dengan yang digunakan oleh BS CDMA.
Untuk mengukur pilot dengan akurat, receiver perlu informasi PN inkremen untuk suatu
jaringan tertentu. PN inkremen merupakan cara pemberian jarak antar sinyal pilot yang
ditentukan oleh operator. PN inkremen 3 berarti PN0, PN3, PN6, dst, dapat digunakan
oleh operator. User harus memasukkan nilai PN inkremen ini pada GUI pengukuran
receiver.
4.2. Pengukuran Polusi Pilot
Bentuk interferensi lainnya pada jaringan CDMA adalah polusi pilot. Polusi pilot
adalah fenomena yang ditunjukkan dengan adanya lebih dari 3 pilot yang memiliki daya
yang sangat kuat. Rake receiver pada MS memiliki 3 “jari” yang digunakan untuk
mendemodulasi sampai dengan 3 pilot yang berbeda untuk proses soft hand-off, atau
untuk mendemodulasi sampai dengan 3 komponen multipath dari satu pilot yang sama,
sambil menjaga koneksi panggilan dalam kondisi daya sinyal yang diterima rendah
(kombinasi soft hand-off dan multipath juga dapat terjadi). Jika ada lebih dari 3 sinyal pilot yang diterima rake receiver pada satu waktu, maka proses soft-handoff akan tidak berjalan. Jika ada sampai 4 atau 5 pilot yang aktif maka akan mengakibatkan level Io yang berlebihan, dan pada akhirnya mengakibatkan Ec/Io yang buruk. Hal ini selanjutnya menyebabkan FER yang lebih tinggi dan berpotensi menyebabkan panggilan terputus yang sering terjadi.

Gambar 16 dan 17 menunjukkan jaringan dengan kondisi pilot yang baik (3 pilot
yang kuat dayanya) dan buruk (tujuh sampai delapan pilot yang tinggi dayanya). Polusi
pilot mudah diukurjika menggunakan sistem drivetest berbasis receiver, karena mampu
mengukur semua pilot yang ada. Polusi pilot sering berkaitan dengan missing neighbor.
Menggunakan sistem receiver sekaligus MS disertai software alarm akan membantu
pendeteksian masalah pada suatu durasi waktu yang pendek. Dengan demikian biaya
operasi dapat ditekan, dibandingkan hanya dengan menggunakan sistem berbasis MS
yang memerlukan banyak multiple port atau driver, termasuk SDM.




4.3. Pengukuran Pilot: Delay pewaktuan absolut
Oleh karena sistem CDMA sinkron dengan pewaktuan dari GPS, setiap terjadi error
pewaktuan pada BS dapat menyebabkan panggilan terputus. Gambar 18 menunjukkan
tampilan pilot Top N receiver dengan nilai pada bar merupakan waktu tunda dalam unit
chip. Satu chip sekitar 0,8 mikodetik (1 dibagi 1.25 Mchip/detik). Untuk mengukur
kesalahan pewaktuan pada BS, kendaraan drivetest harus terletak tidak jauh dari BS. Jika tidak, sistem tidak mampu membedakan antara kesalahan pewaktuan BS dengan delay
propagasi. Pengukuran delay pewaktuan juga mempunyai tujuan lain. Oleh karena delay
propagasi kurang lebih sebesar 6 chip tiap mil, dengan demikian delay yang terukur dapat digunakan untuk menentukan jarak antara MS dengan BS yang diukur. Sebagai contoh, jika delay yang terukur 62 chip maka diperkirakan BS terletak 62 mil dari MS, asumsi propagasinya LOS.

Seringkali, pilot dengan delay yang berlebihan tidak akan terdaftar dalam daftar
neighbor atau berada pada luar jangkauan search window dari MS (fenomena ini disebut
dengan missing neighbor list). Dengan receiver, sistem tidak hanya mampu mencari pilot neighbor yang menghilang, tapi juga menyediakan informasi delay pewaktuan yang
dengan cepat membantu menganalisa sumber masalah.

4.4. Pengukuran Pilot: Pengamatan Multipath
Sistem receiver juga mampu menagamati multipath dari suatu sinyal pilot.
Multipath termasuk komponen-komponen dari sinyal transmisi yang sama, yang
mengandung beberapa jalur propagasi dikarenakan pantulan bukit, gedung, refraksi,
absorpsi, dll. Karakteristik multipath perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan dengan
tepat pengaturan search window dari MS. Yang dimaksud dengan search window MS
adalah interval waktu sepanjang pencarian pilot yang dilakukan MS. Jika search window
terlalu lebar, MS akan banyak membuang waktu untuk mencoba mengkorelasikan daya
sinyal yang diterima dengan delay yang lama. Jika search window terlalu sempit, delay
pewaktuan sistem akan menyebabkan sinyal tidak dapat ditemukan.
Untuk mengatur search window yang sesuai dengan karakteristik multipath, sistem
receiver memperhitungkan parameter seperti delay spread, Ec (Ec/IO) agregat, dan Ec
(Ec/IO) agregat – puncak. Dengan menggunakan tampilan top N pada gambar 19, nilai
pengukuran yang diharapkan dapat ditampilkan. Hasil dari pengukuran propagasi pilot
BS ini merupakan sebuah sinyal yang terbentuk dari berbagai nilai maksimum dan
minimum.

Nilai maks bersesuaian dengan komponen multipath yang nantinya dapat digunakan
untuk rake receiver MS, termasuk dalam area yang lemah dayanya. Oleh karena itu,
search window MS perlu diatur untuk menangkap semua komponen multipath ini.
Sebagaimana diketahui bahwa delay absolut dihitung pada saat nilai tertinggi dari sinyal multipath (pada saat MS dekat dengan BS). Delay spread adalah ukuran durasi ketika energi spektrum komponen multipath yang signifikan pada sinyal multipath mengalami dispersi. Nilai delay spread dalam chip ditunjukkan pada setiap grafik batangan (bar).


4.5. Pengukuran CW
Dalam siklus hidup susatu jaringan,kita perlu mengevaluasi lokasi sel yang akan
dibangun untuk melihat apakah konstruksi lokasi sel cukup untuk menunjang cakupan
radio. Untuk melakukan evaluasi ini sebuah siggen dengan amplifier daya diperlukan
untuk mengirimkan sinyal CW (continuous wave) dari lokasi sel tersebut. Seringkali
siggen dan antena diposisikan pada sudut elevasi antena yang akurat menggunakan
forklift atau crane. Lalu receiver, dengan antena dan software lainnya, di-drive sepanjangarea sel tersebut. Receiver ini biasanya memang instrumen yang diperuntukkan untuk mengukur sinyal CW. Data yang dikumpulkan dieksport ke software pemetaan(mapinfo) dan dari sini hasil cakupan CW dapat dievaluasi.
Dengan sistem drivetest berbasis receiver, baik pengukuran CW dan drivetest
CDMA dapat dilakukan bahkan secara simultan, menggunakan perangkat keras yang
sama. Daya CW yang terukur adalah daya puncak dari sinyal yang ditransmisikan. Daya
CW berbeda dengan daya kanal, yang merupakan daya yang terintegrasi dalam suatu
bandwidth kanal yang telah ditentukan.


4.6. Pengukuran Daya Kanal
Sebagai contoh, jika bandwidth kanal diatur pada 1.25 MHz, fungsi pengukuran
daya kanal akan mengukur daya pada seluruh kanal CDMA. Atau, jika kita akan
mengukur sistem selular analog, maka bandwidth daya kanal diatur pada 30 KHz. Daya
kanal 1.25 MHz setara dengan nilai Io yang ditampilkan dalam tampilan panel depan
pilot virtual.

4.7. Tampilan Spectrum Analyzer untuk troubleshooting
Sistem drivetest receiver menggunakan kapabilitas spectrum analyzer yang sudah
terintegrasi untuk membantu optimasi dengan menganalisa domainfrekuensi. Gambar 21
di bawah merupakan tampilan spektrum dari seluruh pita downlik 1900 MHz PCS yang
meliputi rentang frekuensi 1930 – 1990 MHz pada receiver. Pita uplink dari 1850 – 1910 Mhz dapat juga dilihat.


4.8. Sistem MS dan Receiver yang terintegrasi
Sistem ini akan mebantu optimasi yang lebih akurat. Gambar 22 menunjukkan
bagaimana sistem ini mampu menentukan sumber dari masalah Air-interface jaringan. Di
mana MS menunjukkan gejala dari masalah yang terjadi, dan receiver menunjukkan
kenapa masalah itu terjadi.


Sebagai contoh, window untuk MS dapat mengukur persentase FER atau panggilan
terputus. FER yang tinggi dapat menyebabkan pelanggan mengalamai panggilan yang
terputus atau kualitas suara yang buruk. MS dapat mengukur pilot aktif dan neighbor,
sebgaimana ditunjukkan pada gambar, tetapi ini tidak tidak cukup untuk mencari lokasi
dari sumber masalah. Sebaliknya, receiver dapat mengukur seluruh pilot, dan
mengindikasikan bahwa PN 129 yang memiliki daya paling tinggi adalah tidak terdaftar
pada neighbor list MS. Oleh karena itu, missing neighbor ini dapat menyebabkan
interferensi yang besar pada MS, selanjutnya dapat menyebabkan seringnya panggilan
terputus dan FER tinggi. Dalam kasus ini, missing neighbor menjadi pilot yang paling
tinggi dayanya. Hal ini tidak dapat diidentifikasi hanya menggunakan MS.
Menggunakan solusi drivetest terintegrasi ini dapat mempercepat engineer
menyelesaikan masalah. Dengan tambahan alarm otomatis, pencarian sumber masalah
dapat dipermudah dan dipercepat. Pada akhirnya, pemrosesan data yang telah
dikumpulkan memungkinkan engineer mencari sumber masalah berdasarkan lokasi user
di peta.

5. Kesimpulan
Sistem drivetest membantu operator dan vendor dalam mengoptimalkan performa
jaringannya. Dengan melakukan pengukuran berbasis MS dan receiver, hasil pengukuran
dapat menjelaskan apa dan kenapa suatu masalah bisa terjadi. Dengan demikian, dapat
membantu mengurangi waktu, tenaga, biaya yang dibutuhkan untuk melakukan optimasi
jairngan.

Juni 27, 2008

Tutorial Vb (2)

Tutorial VB(1)

Teknologi Digital Subscriber Line

Perkembangan internet yang sangat cepat sejak adanya World Wide Web tidak saja membawa perubahan terhadap penyebaran informasi tetapi juga membawa perubahan terhadap infrastruktur telekomunikasi. Tetapi Kecepatan pertambahan jumlah pengguna internet serta jumlah aliran data (informasi) lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan infrastruktur telekomunikasi. Dengan semakin banyaknya informasi dan data yang akan diakses apalagi dengan bentuk multimedia semakin memunculkan tuntutan akan kecepatan akses data dan informsi tersebut.

Bagi suatu perusahaan kecepatan akan komunikasi data yang tinggi sangat diperlukan untuk implementasi pada aplikasi multimedia real-time seperti konferensi video, hubungan dengan kantor cabang, dan jasa layanan informasi lainnya.
Untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik maka ditawarkanlah solusi dengan ISDN (Integrated Service Digital Network). Dengan teknologi digital kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai dengan 64kbps untuk setiap kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka secara keseluruhan bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala utama dari teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru. Sehingga tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Di Indonesia terdapat layanan jasa telekomunikasi yang menggunakan teknologi ini,yaitu pasopati tetapi layanan jasa ini baru terbatas di bebrapa kota besar.

Beberapa solusi lain pernah muncul untuk komunikasi kanal lebar seperti misalnya DirectPC dari Hughes Communication, dimana teknologi ini menggunakna satelit untuk mengirimkan data (downlik) secara langsung ke rumah atau kantor dari situs web dengan kecepatan 400 kbps. Sedangkan untuk komunikasi data ke situs webnya tetap menggunakn salauran telepon biasa.

Kemudian muncul pemikiran untuk tetap menggunakan infrastruktur yang ada guna membangun sambungan kecepatan tinggi, ini didasari dengan mahalnya investasi baru dan besarnya permintaan kebutuhan akan akses yang cepat. Salah satu solusinya adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Line) yang merupakan teknologi baru.
DSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan.

Jaringan PSTN (Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk komunikasi suara yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima menit.karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak denga jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang leih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka waktu yang lama.

Perkembangan lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani jaringan telepon publik (PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil penyelenggara jasa telekomunikasi untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah meningkatkan jaringan PSTN untuk menangani permintaan komunikaais data dan suara yang bertambah dan yang kedua memindahkan lalu litas data ke jaringan yang terpisah yang dirancang khusus untuk komunikasi data.

Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch).
Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secar efisien dan ekonomis.

Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah pengguanan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi tidak terlalu mahal.
Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk, dan derau (noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi ini maka jarak terjauh yang masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar 1 MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon yang digunakan. Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.

Terdapat beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan kecepatan data dan jarak maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan kecepatan pengiriman data dengan menggunakan jaringan telepon yang ada.

Teknologi-teknologi tersebut adalah :
• IDSL (ISDN Digital Subscriber Line) yang berbasis pada teknologi ISDN BRI (Basic Rate Interface). IDSL menawarkan layanan seperti BRI dengan kecepatan kirim (uplink) dan terima (downlink) yang sama sebesar 144 kbps, tetapi dengan perangkat yang lebih murah. IDSL hanya menawarkan layanan komunikasi data tidak untuk komunikasi suara pada jalur yang sama.
• SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line) dimana teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink) atau terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikaais data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet.
• ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untu kirim (upink) dan terima (downlink) Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet. Kelebihan ADSL dibanding yang lain adalah kecepatannya yang tertinggi dengan jarak yang memadai dan bisa mendukung layanan komunikasi suara. Kedua layanan komunikasi data dan suara diberikan melalui dua kanal yang terpisah , tetapi tetap satu kabel yang sama. Sementara teknologi DSL yang lain menggunkan dua kabel yang terpisah untuk bisa memberikan kedua layanan komunikasi tersebut.
• VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line), teknologi ini dapat mengirimkan data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan menerima data dengan kecepatan 25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya yang tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada.

Karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ADSL ini maka teknologi ini berkembang sangat cepat. Pengiriman data melalui ADSL dilakukan dengan beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data digital dari PC dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan ke kantor telepon. Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital ADSL untuk kemudian dimodulasikan dan di-encode. Melalui jaringan komunikasi data sinyal ini dikirimkan ke pihak yang dituju, seperti ISP atau kantor lain . jaringan data yang digunakan ini tergantung dari penyelenggara jasa ASDL, bisa frame relay atau ATM (Asynchronous Transfer Mode).

Sementara sinyal digital dari ISP atau jaringan perusahaan lain dimodulasi dan di-encode menjadi sinyal ASDL di kantor telepon. Kemudian modem menggabungkan nya dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan, perangkat pemisah (splitter) memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital. Sinyal digital dimodulasi dan di-decode kemudian dikirimkan ke PC.

Sinyal telepon yang digabungkan dengan sinyal ASDL dalam satu kabel tetap di beri daya oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL tidak berfungsi atau PC tidak dihidupkan jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti biasa.

Terdapat dua teknik modulasi berbeda yang diterapkan pada ADSL. Teknik modulasi yang pertama adalah menerapkan teknik modulasi CAP (Carierless Amplitude and Phase). CAP menggabungkan sinyal data upstream dan downstream, kemudian memisahkannya pada modem penerima dengan teknik echo cancellation. Teknik modulasi yang lain adalah DMT (Discrete Multitone), yang memisahkan sinyal upstream dari sinyal downstream dengan pita pembawa (carrier band) yang terpisah. Di masa yang akan datang produk-produk ADSL akan menggunakn teknik modulasi DMT.

Juni 25, 2008

KONSEP CDMA

1.PENDAHULUAN
- Prinsip CDMA adalah sejumlah user menggunakan resource
band RF yang sama, namun setiap user dibedakan dengan
menggunakan kode-kode orthogonal.
- Standar IS-95, laju data pada akhir spreading adalah 1,2288Mcps
dan ini membutuhkan bandwidth lebih kurang 1,25 MHz.
- Kinerja sistem CDMA dibatasi oleh interferensi, artinya kapasitas
dan kualitas dibatasi oleh daya interferensi yang terjadi pada band
RF yang dipakai.
- Kapasitas didifinisikan sebagai jumlah user secara simultan
yang dapat didukung oleh sistem.
Kualitas adalah BER yang dipersyaratkan dalam melayani user

2.KAPASITAS
Dalam komunikasi digital untuk menunjukkan kualitas sering
digunakan istilah Eb/N0, Eb menyatakan energi bit, N0 menyatakan
kerapatan daya noise

- Interference Faktor
Cell A mendapat beban interferensi dari cell B & C


Dengan interference factor rumus menjadi


- Efek Sektorisasi
Efek interference dapat direduksi dengan cara mengganti antena
omni dengan antena sektor,sehingga user di luar pattern
akan ditolak. Sekarang rumus menjadi :

- Efek Voice Activity
Seperti kita ketahui CDMA IS-95 menggunakan vocoder dengan
output variable, artinya aktivitas voice bukan 100% tetapi 40-50%.
Dengan demikian pada saat tidak aktif daya yang dipancarkan
sangat kecil, hal ini dapat mengurangi interferensi dan kapasitas
dapat meningkat, rumus menjadi

- Efek Power Control
Dalam praktek pengontrolan daya untuk arah up-link biasanya
tidak bisa sempurna 100 %, faktor akurasi power control ?
berkisar 85 %, sehingga rumus menjadi

- Efek Loading Faktor
Dengan memeperhitungkan efek loading atau pembebanan dalam kenyataan.
Maka setelah sempat naik kapasitasnya menjadi turun lagi.


KESIMPULAN
- Kapasitas proporsional dengan processing gain.
- Untuk mendapat acceptable BER diperlukan nilai Eb/N0
tertentu, dan kapasitas berbanding terbalik denga Eb/N0.
- Kapasitas dapat ditingkatkan jika interf. factor dari cell
tetangga dapat dikurangi
- Sektorisasi adalah solusi mereduksi interference
- Disamping itu kesempurnaan power kontrol sangat berpengaruh
terhadap kapasitas
- Loading factor 100 % hanya bersifat teoritis dan tidak pernah
dicapai.

3. POWER CONTROL
Power control menjadi sangat vital karena penggunaan sharing resource yang sama,
setiap user berprilaku sebagai random noise terhadap yang lain.

- Dampak tanpa Power Control


Kualitas voice user 2 >> user 1, fenomena ini disebut problem
near-far. Dari dua user tadi kalau ditambahkan user ketiga
akan menurunkan kualitas baik user 3 maupun dua user yang
sudah ada.
- Kegunaan Power Control

Mengatasi problem near-far sehingga Pr(i) di BTS (up-link)
akan sama. Jika syarat S/N tiap user = 1/10, maka kapasitas
akan menjadi 11 user (meningkat signifikan).
- Kapasitas dengan Power Control

- Initial Transmit Power (daya yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal)
MS mengirim Pt maksimum ; pasti akan bisa diterima oleh BTS,
namun interferensi akan meningkat
MS mengirim Pt minimum ; ada kemungkinan tidak diterima oleh
BTS tetapi interferensi sangat kecil
IS-95 memberi solusi dengan :
...........Open loop mekanisme initial transmit power tanpa bantuan BTS
.....close loop mekanisme pengendalian transmit power dengan bantuan BTS
----Open Loop
-Untuk mengatasi log-normal shadowing
-Dengan access probe
-Pt MS diestimasi dengan Pr MS



----Close Loop
-Untuk mengatasi fluktuasi receive power karena Rayleigh
fading (fading cepat).
-BTS memeriksa kualitas up-link secara kontinyu.
-Jika kualitas jelek, BTS akan mengirim command(PCB)via
down-link untuk menaikan Pt MS.
-Jika kualitas terlalu bagus akan dilakukan hal sebaliknya.
-Eb/N0 digunakan sebagai indikator kualitas link.
-PCB = +1dB jika Pt MS harus dinaikan dan -1dB jika sebaliknya
-Karena digunakan untuk mengatasi fading cepat, maka proses
pengendalian harus berlangsung cepat sehingga PCB disisipkan
pada kanal traffik arah down-link

4. MACAM_MACAM HANDOFF PADA CDMA
-Soft handoff : Selama proses handoff MS terhubung ke dua atau tiga
BTS



-Softer handoff : pengalihan layanan dari satu sektor ke sektor
lain dalam satu cell. Arah down-link sama dengan soft handoff
sedang arah up-link proses seleksi terjadi di BTS.


-Hard handoff
CDMA to CDMA handoff melibatkan dua carrier ( bisa berbeda
operator ) sering disebut D to D handoff.
CDMA to Analog handoff, juga disebut D to A handoff

-Inter-BSC soft handoff


-Basis atau Dasar Handoff
Didasari atas hasil diteksi PILOT_PN oleh MS yaitu Ec/I0
Setiap Cell atau sektor mempunyai PILOT_PN yang berbeda
Ingat short PN code ada 512 nomor
Pilot tersebut akan dideteksi nilai Ec/I0


-Contoh pengaturan Pilot PN


-Status maintenance set
---Active set : berisi pilot-pilot dari beberapa cell atau sector yang
secara aktif berkomunikasi dengan MS pada kanal trafik . Jika
active set hanya berisi 1 pilot saja maka MS bukan pada kondisi
soft handoff.
---Candidate set : berisi pilot-pilot dengan Ec/I0 yang memadai
sebagai calon untuk melakukan handoff, artinya pilot yang
mempunyai Ec/I0 > pilot detection threshold T_ADD akan
dimasukan sebagai candidate. Satu pilot akan dipindahkan ke
posisi neighbor set jika kuat sinyalnya jatuh dibawah pilot
drop threshold T_DROP untuk durasi lebih besar dari T_TDROP
---Neighbor set : berisi pilot-pilot tetangga dari cell yang sedang
aktif melayani MS tetapi di luar active & candidate set
---Remaining set : pilot-pilot di luar yang disebut di atas

5 PROSES HANDOFF


-Langkah-langkah
(1) MS hanya dilayani oleh cell A dan active set hanya terdiri
dari pilot A. MS mengukur pilot B (Ec/Io), diperoleh kecen
drungan > T_ADD. MS mengirim pesan hasil ukur pilot B
dan memindahkan status pilot B dari neighbor ke candidate
set.

(2) MS menerima pesan dari cell A berisi PN offset cell B dan
alokasi Walsh code untuk TCH dan MS start komunikasi
menggunakan TCH tsb.

(3) MS memindahkan status pilot B dari candidate set ke active
set, MS mengirim pesan handoff complited. Sekarang ada 2
pilot yang aktif.

(4) MS menditeksi pilot A jatuh < T_DROP, MS start mengaktif
kan timer.

(5) Timer mencapat T_TDROP, MS mengirim PSMM (pilot
strength measurement message)

(6) MS menerima handoff direction message , pesan ini berisi
hanya PN offset cell B ( tanpa PN offset cell A ).

(7) MS memindahkan status pilot A dari active set ke neighbor
set
- KESIMPULAN POWER CONTROL DAN HANDOFF
Power control berfungsi untuk menjaga agar kapasitas
cell menjadi maksimal.
Initial transmit power dari MS ditentukan recive power di MS,
konstatan K, NOM_PWR dan INIT_PWR, dua terakhir ditentukan oleh operator
Ada dua macam power control ; open loop untuk mengatasi
fading lambat, close loop digunakan untuk mengatasi fading cepat.
PCB diintegrasikan di kanal traffik dengan l;aju 800bps.
Handoff menjamin kotinyuitas komunikasi.
Macam-macam handoff : soft, softer dan hard handoff
Handoff dilakukan atas dasar kualitas Ec/Io pilot PN.
Status maintenance set : active, candidate, neighbor dan
remaining set