Juli 14, 2008

Analisa Kegagalan Call dari Flexi ke GSM

- Analisa Access Failure
Berdasarkan hasil drive test, faktor penyebab kegagalan tertinggi yang ada di jaringan Telkom Flexi adalah access failures , yaitu sebesar 3,60625% (Blocks rate 0,8925%, dan Setup Failures 6,32%).

- Analisa Blocked Call
Blocked call terjadi akibat jaringan tidak mampu menyediakan sarana yang mampu mendukung berhasilnya suatu panggilan. Blocked call rates dari hasil pengamatan selama bulan Mei-Agustus 2005 berturut-turut adalah 2%, 0.1%, 0,9%, dan 7,6% sehingga rata-ratanya 2,65%.
Blocked call yang tinggi ditemukan di daerah yang memiliki masalah dengan daya transmit RBS (Radio Base Station) yang rendah. Hal ini disebabkan adanya pengurangan daya akibat padatnya trafik yang masuk ke sistem.
Pada Bulan Mei 2005 blok rates tinggi terjadi pada tanggal 2-23 Mei 2005 dengan rata-rata block rates sebesar 2,56%, periode Juli (11-16 Juli 2005) sebesar 33,79%, dan 25-31 agustus 2005 sebesar 3,86% dimana seharusnya nilai block rates maksimal yang diperbolehkan sebesar 2%.
Sebagai contoh, tingginya block rates pada bulan Juli yang terjadi di Pluit Karang Barat disebabkan oleh bloking Abis, yaitu bloking interface antara BTS dan BSC.

- Analisa Setup Failure
Berdasarkan pengamatan jaringan terhadap call (incoming dan outgoing) yang dilakukan dari bulan Mei sampai Agustus 2005 didapatkan nilai originating dan terminating fail jauh di atas standar, dimana standar yang disyaratkan sebesar <=2%. Nilai rata-rata originating fails dari Bulan Mei-Agustus sebesar 7,9575%, dan terminating failsnya sebesar 10,1325%. Indikator penyebab terjadinya setup failure dari hasil pengamatan banyak terjadi karena :
Preamble failure dan Ack Failure
BSCAbnormalSCCPRelease
CICBusySetup
Dengan demikian penyebab terjadinya setup failures adalah faktor RF dan non-RF. Faktor RF misalnya daya terima MS rendah, daya transmit MS tinggi, FFER tinggi, dan Ec/Io tinggi. Sedangkan faktor non-RF antara lain kanal trafik yang diminta MS penuh sehingga panggilan yang diminta tidak dapat terpenuhi.

- Analisa Drop Call
Tingkat kegagalan karena hilangnya panggilan setelah komunikasi tersambung tanpa ada pesan release yang jelas disebut drop call. Persentase drop call jaringan sebesar 2.875%. Drop call biasanya terjadi pada daerah yang kondisi RFnya kurang baik. Indikator drop call antara lain SSHO_HCMTimerOutT4,InterBSSAbort, layer2Abort, CallConnectivityLoss,dan SCAbnormalSCCPRelease.
Dari hasil drive test drop call terjadi pada daerah yang memiliki daya transmit MS rendah, daya transmit MS tinggi, Forward FER tinggi, dan pilot pollution. Daerah dengan drop call tinggi ditunjukkan dengan adanya bendera antara lain pada daerah-daerah sebagai berikut:
1.Komplek Pluit Karang Barat.
Masalah : daya terima MS rendah rata-rata sebesar -85dBm.
2.Komplek Pantai Mutiara Pluit.
Masalah : daya terima MS rendah sebesar kurang dari -90 dBm, Ec/Io jelek anta -14 sampai -16 dB, FFER jelek yang mencapai 100%, daya transmit MS tinggi di atas 10 dBm.
3.Jl.Pluit Putera dan Pluit Selatan.
Masalah : daya kirim MS tinggi sebesar di atas 10 dBm, dan daya terima MS rendah sebesar -85 sampai -90 dBm.
4.Jl.Kendang Barat Jembatan Lima dan Tanah Sereal.
Masalah : daya terima MS rendah sebesar -95 sampai -90 dBm, Ec/Io jelek sebesar -14 sampai-12 dB, FFER jelek sebesar 10%, daya transmit MS tinggi sebesar 10 sampai 20 dBm.
5.Jl. Pantai Sanu , Pantai Impian Timur, Ancol.
Masalah : daya terima MS rendah hanya mencapai -105 sampai -95 dBm, Ec/Io jelek antara -16 sampai -12 dB, FFER jelek mencapai 10-100%, daya transmit MS tinggi hingga 10-99 dBm.

- Analisa Signaling
a.User Busy
Analisa Cause Value
Analisa cause value terdiri dari analisa kelas/tingkat kegagalan, dan analisa penyebab. Cause value untuk user busy adalah 10010001, termasuk dalam kegagalan kelas normal.
Penyebab:
1.Karena MS yang dipanggil tidak bisa menerima panggilan dari user lain sebab kondisinya off hook.
2.Jaringan tempat MS dituju dalam keadaan sibuk.
Analisa Lokasi
Berdasarkan tabel di atas location = 10000100, maka standar pengkodean yang dipakai adalah CCIT standard, lokasi terjadi kegagalan = 0100. Kemungkinan lokasi penyebabnya antara lain :
1.RLN (Public Network Serving the Remote User).
2.RPN (Private Network Serving the Remote User)
3.U (User)
Pesan-pesan yang dikirim dari sentral originating ke sentral tujuan (destination) dalam bentuk binary. Routing panggilan dilakukan melalui sirkit 46. Semua penyebab terputusnya jalur pensinyalan yang menghubungkan kedua sentral dapat dilihat dari pesan REL/RLC. Darii pesan REL diketahui bahwa DPC =8210 adalah NAT untuk MSC Flexi dan OPC=214 untuk sentral toll JKT_3.Dengan demikian release dikirim dari sentral JKT_3 yang berarti bahwa kegagalan terjadi dari sisi GSM. Pesan bahwa user busy dikirim dengan kode bit 10010001 yang mengindikasikan bahwa pelanggan GSM yang dituju sedang dalam keadaan off hook sehingga panggilan dari Flexi tidak bisa mendapatkan kanal yang diinginkan. Penyebab kegagalan ini dideteksi pada level 2 yaitu link function. Kondisi off hook bisa terjadi karena pelanggan GSM yang dituju sedang terlibat pembicaraan dengan pelanggan yang lain. Lokasi kegagalan terletak di MS, BTS, dan BSC yang dituju sedang sibuk.

b.Temporary failure
Temporary failure adalah keadaan network yang akan dipakai/telah dipilih untuk diduduki ternyata sedang dalam kondisi rusak atau ditemukan dalan kondisi tidak berfungsi. Kerusakannya terjadi untuk waktu singkat,sehingga ada kemungkinan bila pelanggan mencoba lagi untuk waktu yang lain panggilan akan berhasil.
Analisa Cause Value
Cause value untuk Temporary Failure adalah 10101001, termasuk dalam kegagalan kelas resource unavailable
Penyebab: network yang telah dipakai/dipilih untuk diduduki ternyata sedang rusak/tidak berfungsi sementara.
Analisa Lokasi
Berdasarkan location = 10000100, dapat dijelaskan bahwa lokasi terjadi kegagalan dikodekan dengan 0100 dengan lokasi sebagai berikut :
1.U (User)
2.RPN ( Private Network serving the Remote User)
3.LN (Public Network Serving the Local User)
Pesan RLC dikirim dari OPC 8210 (Flexi) ke DPC 214 (JKT_3) dengan demikian pesan REL sebelumnya dikirim dari GSM ke Flexi. Lokasi kerusakan yang dimaksud antara lain di MS yang dituju, BTS dari MS yang dituju, dan BSC dari MS yang memanggil.

c.Recovery Timer on Expiry
Recovery timer on expiry adalah kondisi dimana MSC tidak bisa mendeteksi pesan pensinyalan (misalnya ISUP signaling) melewati waktu yang disediakan (mengacu pada standard) sehingga call setup akan direlease. Melalui hasil call tracing dapat diketahui bahwa pesan release yang disampaikan pada saat recovery timer on expiry sebagai berikut :
Analisa Lokasi
Cause value untuk Recovery Timer on Expiry adalah 11100110, termasuk dalam kegagalan kelas protokol error.
Penyebab: MSC tidak bisa mendeteksi pesan pensinyalan melewati batas waktu yang disediakan.
Analisa Lokasi
Berdasarkan location = 10000010, dapat dijelaskan bahwa lokasi terjadi kegagalan dikodekan dengan 0000 dengan lokasi sebagai berikut :
1.RLN (Public Network Serving the Remote User)
2.INTL (International Network)
Pesan REL dikirim dari OPC 2071 (JKT_4) ke sentral Flexi, sirkit yang dipakai 952. indikasi bahwa kegagalan call disebabkan oleh recovery timer on expiry oleh bit 11100110. Bit-bit tersebut termasuk dalam kelas protocol error (unknown message). Hal ini terjadi karena protokol-protokol yang dikirim oleh MSC Flexi tidak dapat dikenali oleh MSC GSM. Lokasi kegagalan antara lain pada MSC GSM dan trunk yang menghubungkan Flexi dengan GSM.
Dengan demikian kegagalan dari Flexi GSM dapat digolongkan menjadi 3 kelas sesuai dengan bit cause value, yaitu normal, resource unavailable, dan protocol error.

d.Analisa Kondisi RF
Penyebab kegagalan call dari Flexi ke GSM yang utama karena kondisi RF dan jaringan yang kurang bagus yang mempengaruhi terjadinya access failure, drop call pada jaringan. Dari hasil drive test rata-rata kondisi RF yang mempengaruhi adalah, daya terima MS rendah, daya transmit MS tinggi, FFER dan Ec/Io yang jelek. Untuk melakukan analisa RF akan dilakukan perbandingan beamwidth yang ada terhadap beamwidth yang seharusnya pada daerah-daerah yang mengalami masalah RF. Jika frekuensi carier yang digunakan 1886,25 Hz maka

Komplek Pluit Karang Barat
Dicatu oleh BTS PKB (Pluit Karang Barat), tinggi antena BTS 37 m, sehingga Radius sel 1,282 km
Komplek Pantai Mutiara Pluit
Pantai Mutiara Pluit dicover oleh BTS PLU (Pluit Utara),dengan tinggi antena BTS 45m dan radius sel 1.394 km.
Jl.Pluit Putera dan Pluit Selatan
Daerah ini dicover oleh BTS PLU (Pluit Utara) , BTS PLT (Pluit_STO) dengan tinggi antena BTS 40m dan R=1.325km, dan BTS JBT (Jembatan Tiga) dengan Tinggi antena BTS 45m dan R=1.394 km.
Jl.Kendang Barat, Jembatan Lima, dan Tanah Sereal
Dicover oleh BTS TBR (Tambora)dengan tinggi antena BTS 50m dan R=1.46 km dan BTS JMB (Jembatan Lima) dengan Tinggi antena BTS 45m dan R=1.394 km,
Jl.Pantai Sanu, dan Pantai Timur Ancol
Pantai Ria Ancol dicover oleh BTS TMIB (Taman Impian Barat) dengan tinggi antena BTS 40m dan R= 1,325 km

e.Analisa MS_Rx_power
Pantai Mutiara Pluit
Pada hasil drive test level daya terima MS yang rendah mengakibatkan adanya drop call dan access failure , dimana drop call terjadi pada daerah dengan level daya terima MS sebesar -105 sampai -95 dB, sedangkan access failure -105 sampai -75 dBm. Dengan radius sel sejauh 1.394 m, seharusnya beamwidth antena (B) adalah 88,15o sedangkan kondisi eksisting tilting antena BTS PLU memiliki beamwidth sebesar 65o . Seharusnya dengan beamwidth sebesar 65o, hanya memiliki radius sel sejauh 96,5 m, berarti lemahnya daya sinyal yang diterima MS di daerah tersebut dipicu oleh luas coverage yang terlalu kecil padahal ada kemungkinan MS berada di daerah terluar dari sel .

Dengan radius sejauh 1.394 m masih ada daerah yang belum tercover dengan baik , karena jarak terjauh BTS dengan Pantai Utara Pluit yang seharusnya dicover adalah 1.43 km. Coverage yang sempit bisa terjadi akibat lemahnya daya pancar BTS atau banyaknya penghalang sinyal BTS ke MS sekitarnya. Untuk daerah Pantai Mutiara Pluit, level daya terima rendah terjadi di daerah pantai utara yang letaknya jauh dari BTS. Kondisi lain disebabkan adanya obstacle di dekat BTS yang berupa MallPluit_IBS.
Solusinya antara lain dengan melakukan uptilting antena BTS sejauh 23,15o agar radius sel lebih lebar, menambahkan repeater untuk menghindari lemahnya daya terima karena efek gedung tinggi, dan melakukan relokasi BTS untuk mencover wilayah pantai utara Pluit yang sebelumnya jauh dari BTS.

Pantai Ria Ancol
Pantai Ria Ancol dicover oleh BTS TMIB (Taman Impian Barat). Lemahnya daya terima MS disebabkan oleh adanya bloking sinyal oleh gedung di sekitar BTS yaitu Mall Mangga2_IBS, PsPagi Mangga2_IBS, dan ITC Mangga2_IBS. Selain kondisi beamwidth antenasebesar 65o yang hanya mampu mencover daerah sejauh 85,7 m sedangkan radius maksimal sel yang bisa dijangkau seharusnya 1,325 km. Berarti hanya bisa dicapai dengan tilting antena sebesar 88,27o. Hal ini menandakan bahwa solusi yang bisa dilakukan adalah melakukan uptilting antena sebesar 23,27o.
Dari dua daerah yang mengalami daya terima MS yang lemah masalah utama karena MS daerah cakupan yang sangat kecil dan adanya obstacle berupa gedung sehingga masih ada wilayah yang seharusnya tercakup memperoleh sinyal yang lemah dan bahkan ada tidak mendapatkan sinyal. Akibatnya kegagalan call (access failure,dan drop call) sering terjadi.

f.Analisa MS_Tx_Power
MS_Tx_Power bisa disebut sebagai daya pancar MS. Daya pancar yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya kegagalan call, karena kenaikan daya pancar MS akan menginterferensi MS lain di sekitarnya untuk meningkatkan daya pancarnya. Dari hasil drive test daerah yang memiliki masalah dengan MS_Tx_power adalah Pantai Mutiara Pluit, Pluit Raya Muara Baru, Tanah Sereal, dan Pantai Ria Ancol dengan daya pancar MS rata-rata di atas 20 dBm.

Pantai Mutiara Pluit
Seperti pada analisa MS_Rx Power sebelumnya diketahui bahwa radius sel yang dimiliki sangat kecil sehingga daya terima MS juga kecil, akibatnya MS tersebut berusaha menaikkan daya transmit agar bisa memperoleh daya dari BTS lebih kuat.
Pluit raya Muara Baru
Lokasi terjadi MS_Tx_Power yang tinggi ada di Jl.Pluit Putera dan Pluit Selatan. Daerah ini dicover oleh BTS PLU (Pluit Utara), BTS PLT, dan BTS JBT (Jembatan Tiga), sehingga masalah ditimbulkan karena tidak adanya BTS yang dominan yang mencover daerah tersebut. Jarak antara BTS PLU dengan BTS PLT 1,143 km, jarak antara BTS PLT ke BTS JBT 1,6 km, jarak BTS PLU ke BTS JBT 2,14 km. Jika dibandingkan dengan radius sel masing-masing BTS maka tingginya daya terima MS bisa disebabkan karena tidaka adanya faktor dominan dari BTS yang mencover MS (terjadi overlapping sel) sehingga timbul pilot pollution. Pilot pollution adalah kondisi yang terjadi pada MS yang tidak memiliki kode PN dominan akibat banyak PN aktual yang mempengaruhinya. Jika dilihat dari sisi beamwidth, maka dengan beamwidth 65o untuk masing-masing BTS akan memiliki radius sel untuk BTS PLU 96,5 m, BTS JBT 96,5 m, dan 85,7 m untuk BTS PLT. Hal ini tidak memungkinkan untuk terjadinya overlaping area, maka solusinya adalah melakukan relokasi masing-masing BTS ke site yang baru.
Tanah Sereal
Sama halnya dengan Pluit Raya Muara Baru, Tanah sereal juga dicover oleh 2 BTS yaitu BTS TBR (Tambora) dan JMB (Jembatan Lima). Jarak anara BTS TBR dan BTS JMB 1,2 km, sedangkan radius sel BTS TBR 1,46 km, dan radius sel BTS JMB 1,394 km sehingga yang terjadi adalah overlapping sel yang berlebihan.Sangat memungkinkan bahwa kenaikan daya pancar MS disebabkan oleh faktor tidak adanya BTS dominan yang mencakup wilayah tersebut.Solusi yang bisa dilakukan adalah melakukan relokasi salah satu BTS agar overlaping sel tidak terjadi.
Pantai Ria Ancol
Indikasi tingginya daya pancar MS di wilayah ini dipicu oleh lemahnya daya sinyal (seperti analisa 4.4.1) yang diterima sehingga mendorong MS meningkatkan daya pancarnya.
Dari keempat wilayah yang mengalami masalah dengan tingginya daya MS, penyebabnya antara lain karena MS berada jauh dari BTS yang mengcover dan tidak adanya faktor BTS dominan yang mencakup daerah tersebut.

g.Analisa Frame Error Rate (FER)
FER (Frame Error Rate) didefinisikan sebagai rata-rata kesalahn Frame, dimana nilai FER maksimal adalah 1%. Dari hasil drive test dideteksi daerah yang mengalami FER jelek juga terjadi pada daerah yang memiliki daya transmit MS tinggi. Pada mekanisme power control jika FER lebih besar dari 1% maka MS akan menaikkan daya pancar sebesar 1 dB, tetapi jika FER kurang dari 1% maka daya pancar turun 1 dB. Dengan analisa modulasi BPSK yang digunakan pada sistem power control CDMA didapat hubungan bahwa jika FER besar maka BER juga besar, berdasarkan tabel Q function BER yang besar diperoleh dari Eb/No yang kecil sehingga daya bitnya juga kecil. Daya tersebut merupakan daya pancar pada BTS. Karena daya yang dipancarkan BTS kecil akan mendorong MS yang dicover untuk meningkatkan daya pancarnya.
Daerah-daerah yang mengalami masalah FER adalah sebagai berikut :
Pantai Mutiara Pluit
Di wilayah Pantai Mutiara Pluit juga mengalami malami masalah daya terima MS rendah, dan daya transmit MS yang tinggi. Berdasarkan analisa sebelumnya, kenaikan daya pancar disebabkan karena FER yang diterima dari BTS juga tinggi. Karena FER tinggi maka daya yang diterima MS dari BTS rendah akibatnya MS berusaha meningkatkan daya pancarnya agar bisa melakukan komunikasi dengan baik.
Pluit raya Muara Baru
Masalah sebelumnya dari Pluit Raya Muara Baru adalah tingginya daya transmit MS akibat adanya pilot pollution dari 3 BTS yang ada di sekitar MS. Pilot pollution mengakibatkan FER naik.
Tanah Sereal
Tanah Sereal juga mengalami masalah seperti Pluit Raya Muara Baru, dimana adanya overlaping sel mengakibatkan adanya pilot pollution pada MS sekitarnya. Sehingga mengakibatkan naiknya FER yang dikirim oleh BTS.
Pantai Ria Ancol
Masalah yang terjadi di Pantai Ria ancol adalah rendahnya daya terima MS dan tingginya daya transmit MS. Daya transmit MS yang tinggi bisa disebabkan karena FER yang tinggi yang dikirim oleh BTS.

h. Analisa Ec/Io
Ec/Io adalah perbandingan energi chip tiap chip sinyal pilot dengan total energi. Hasil drive test menunjukkan bahwa daerah yang memiliki masalah dengan daya transmit MS tinggi , daya MS terima rendah , kualitas FFER (Forward Frame Error Rate) jelek juga memiliki Ec/Io yang rendah sehingga drop call dan setup failure terjadi. Daerah yang memiliki masalah Ec/Io adalah Pantai Mutiara Pluit dan Pantai Ria Ancol.

i.Analisa Kegagalan call Flexi ke GSM
Dari data dan hasil analisa di atas diketahui bahwa penyebab kegagalan call dari Flexi ke GSM disebabkan oleh remote congestion (0.04%), network bloking (0.06%), system fault (0.27%), ISUP fault (1.59%), terminating busy (1.7%), terminating error (5.43%), dan originating release (33,96%). Jenis-jenis kegagalan tersebut terjadi karena faktor kondisi RF , kondisi jaringan , dan perilaku user saat melakukan call. Kondisi RF bisa disebabkan karena keadaan teknis antena BTS maupun perencanaan yang kurang baik. Kondisi RF yang kurang baik akan mengakibatkan adanya redaman terhadap daya pancar BTS akibatnya radius sel maksimum yang bisa dicover menjadi lebih kecil sehingga timbul masalah daya terima MS rendah, daya pancar MS tinggi, FFER naik, dan Ec/Io juga naik. Perencanaan yang kurang baik juga akn mengakibatkan adanya overlaping dan blankspot area. Semua faktor tersebut yang mengakibatkan terjadinya kegagalan call yaitu access failure, drop call, handoff failure, dan signaling failure.

0 komentar: