Dalam perencanaan suatu jaringan, perlu untuk dipertimbangkan perancangan layanan end to end yang matang, dalam arti dimana terminal equipment yang satu dapat berhubungan dengan terminal equipment lainnya dengan melewati beberapa pembawa layanan. Keberhasilan jaringan UMTS dalam melayani para pengguna tergantung dari tingkat kepuasan pengguna. Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan jaringan adalah Quality ofService (QoS). QoS tidak ditinjau per elemen jaringan melainkan QoS ditinjau dari sudut jaringan secara keseluruhan.
Untuk merealisasikan jaringan QoS yang handal, yang mampu melayani semua pengguna dengan baik, maka diperlukan pembawa layanan (bearer service) yang menghubungkan setiap terminal yang terdapat dalam suatu jaringan. Masing-masing pembawa layanan mempunyai tanggung jawab, karakteristik, dan fungsi yang spesifik untuk memberikan pelayanan dari sumber ke tujuan dari suatu elemen ke elemen lainnya, yang pada akhirnya nanti akan menghubungkan semua terminal elemen-elemen yang terdapat dalam suatu jaringan. Suatu pembawa layanan akan meliputi semua aspek dari suatu layanan, seperti misalnya kontrol dari sinyal dan juga tranportasi.
Jaringan layanan end to end dalam UMTS didukung oleh tiga pembawa layanan, yaitu :
a) Pelayanan lokal
b) Pelayanan UMTS
c) Pelayanan eksternal
Dalam lapisan kedua arsitektur QoS pembawa layanan UMTS terbentang diantara radio bearer (RAB) service dan core netwiork (CN) bearer service. Pembawa layanan UMTS ini melingkupi antara mobile terminal (MT) sampai dengan core network gateway. Sedangkan RAB sendiri melingkupi layanan antara MT dengan CN edge node, yang dapat berupa MSC atau SGSN. CN bearer service melingkupi segmen jaringan antara CN edge node dan CN gateway node yang dapat berupa gateway MSC (GMSC) atau gateway GSN (GGSN) yang memberikan akses kepada jaringan eksternal. Layanan UMTS terbagi dalam empat kelas QoS. Keempat kelas tersebut mempunyai karakteristik trafik yang berbeda. Keempat kelas layanan tersebut adalah:
a) Conversational class
Karakteristik layanan dari kelas ini adalah mempertahankan hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi, sehingga aliran data dapat disampaikan ke masing-masing pihak yang berkepentingan dalam komunikasi yang terjadi. Kelas ini memiliki toleransi delay yang cukup kecil, yang artinya bahwa kelas ini sangat sensitif terhadap waktu. Sinyal-sinyal yang dikirimkan dari dan ke end to end harus terbebas dari gangguan delay. Layanan ini biasanya merupakan percakapan dari dua belah pihak atau lebih. Contoh layanan yang termasuk kelas ini adalah video conference, suara, dan video telephony.
b) Streaming class
Kelas ini menawarkan berbagai aplikasi untuk men- download berbagai macam multimedia yang berisi audio dan video yang disediakan secara online. Kebanyakan aliran data pada kelas ini bersifat unidirectional, sehingga dapat diterapkan penggunaan buffer yang dapat menampung beberapa informasi yang sering dipanggil oleh kebanyakan pengguna. Dengan adanya penempatan buffer ini maka akan dapat mengurangi delay yang akan terjadi pada saat pengiriman data. Contoh layanan yang ditawarkan oleh kelas ini
adalah streaming video.
c) Interactive class
Kelas ini menawarkan layanan berupa remote access applications dimana pengguna atau suatu mesin dapat mengirimkan permintaan kepada server dan menunggu jawabannya dalam beberapa waktu tertentu. Contoh dari layanan ini adalah web browsing, akses database.
d) Background class
Dalam kategori ini tujuan tidak mengharuskan data tiba dalam waktu yang singkat, pengguna masih dapat mentoleransi sampai dengan beberapa waktu tertentu. Layanan ini berusaha untuk mempertahankan suatu data sampai tiba pada tujuan yang diharapkan. Contoh dari aplikasi layanan ini adalah email , file transfer. Setiap kelas QoS dalam layanan UMTS mempunyai karakteristik penyampaian data yang berbeda-beda.
Sedangkan parameter-parameter QoS yang digunakan untuk menunjukkan kepuasan pengguna jaringan adalah:
a) Availability
Jumlah total waktu suatu sistem yang tersedia bagi para pengguna. Parameter ini diukur dalam satu kurun waktu tertentu, misalnya setahun, dan direpresentasikan dalam persentase.
b) Mean Time Between Failure (MTBF)
Waktu rata-rata sebuah peralatan akan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya. Karena sebuah sistem terdiri dari banyak peralatan, maka nilai MTBF juga harus diukur sebagai MTBF total. MTBF ini kan berpengaruh terhadap biaya pemeliharaan sistem, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap biaya layanan terhadap pengguna.
c) Realibility
Berkaitan erat dengan performa dari sistem dalam melayani pengguna. Sistem yang ideal harus dapat diandalkan oleh pengguna pada setiap waktu.
d) Transaction Delay
Delay yang terjadi pada saat transfer informasi atau paket data. Delay yang terjadi harus dapat diminimalkan dengan cara menerapkan proses routing data yang tepat.
e) Security
Meliputi keamanan dari virus, penipuan, dan penyadapan. Privasi dan rasa aman dari pengguna dalam menggunakan jaringan harus dapat dijaga. Faktor keamanan dapat ditingkatkan dengan penggunaan password, enkripsi data, firewall, dan software anti virus.
f) Bandwidth
Semakin besar kapasitas bandwidth yang digunakan, maka semakin pendek waktu yang diperlukan untuk mentransfer data atau semakin banyak bit data yang dapat ditransfer untuk setiap detiknya.
g) Information Loss
Jumlah bit data yang hilang pada waktu transmisi. Resiko Information Loss akan tinggi apabila proses transmisi data melibatkan banyak infrastruktur sehingga proses perbaikan data menjadi rumit
Juli 16, 2008
Quality of Service Dalam UMTS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar