Perkembangan teknologi informasi, terkait teknologi telekomunikasi, telah
menjadi fenomena masa kini. Berbagai jenis dan macam produk teknologi
telekomunikasi terlahir dan mewarnai keseharian, untuk mendukung globalisasi dan
konsep 'dunia tanpa batas'. Basic idea kelahiran teknologi ini sebetulnya sangat
sederhana, yaitu : menghubungkan manusia antar seantero dunia. Upaya tersebut
memang sudah lama menjadi basic idea dunia teknologi informasi, namun di jaman
sekarang, strategi pemasaran menjadi inti dari segala kegiatan yang mencuat dalam
perkembangan IT. Alasan pemasaran menjadi pertimbangan utama, dalam hampir setiap
kegiatan berbasis IT.
Jika pada masa sebelumnya, penggunaan telepon selular merupakan kemudahan
yang hanya dapat dinikmati golongan atas saja, maka kini ia sudah bisa dinikmati oleh
golongan menengah bahkan golongan ekonomi rendah. Jika dulu telepon seluler hanya
berperan sebagai media komunikasi mouth to mouth (dari mulut ke mulut), namun kini
berbagai fitur bisa dinikmati via telepon seluler. Orang bisa mengirimkan pesan text,
gambar, bahkan mengakses internet, yang dulu cuma bisa dilakukan saat menghadapi
layar monitor komputer.
Perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia telah berkembang sangat pesat
dalam beberapa tahun kebelakang. Sarana komunikasi yang berupa telepon rumah (fixed
line), telepon selular (mobile phone), dan internet telah berkembang sedemikian rupa
dengan sangat cepat. Bahkan dalam perkembangannya, telekomunikasi dua arah
langsung yang semula hanya berupa audio saja, kini telah berkembang menjadi audio
sekaligus video tercakup dalam dua arah percakapan jarak jauh. Teleconference dan
video streaming internet menjadi contoh dari generasi terbaru sistem telekomunikasi
global termasuk di Indonesia.
Perubahan kecenderungan atau trend yang berkembang di masyarakat sekarang
adalah kearah kesadaran akan pentingnya komunikasi jarak jauh, pentingnya mencari dan
mendapatkan informasi tentang kejadian atau berita yang terjadi di seluruh dunia, dan
bahkan pentingnya informasi mengenai kerabat dekat yang perlu dengan segera
diketahui. Masyarakat mulai sadar akan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin canggih dan semakin memudahkan kebutuhan mereka dalam hal
informasi dan terutama proses komunikasi dua arah atau bahkan komunikasi multi arah.
Dalam kaitannya dengan perkembangan ini, sangat jelas terlihat betapa
berkembangnya sistem telepon seluler yang ada di Indonesia. Jelas terlihat beberapa
tahun kebelakang sekitar awal tahun 90-an, pengguna telepon seluler sangat sedikit
jumlahnya dan telepon seluler adalah sebuah benda yang cukup mewah pada zaman itu.
Kini telfon seluler sudah menjamur dimana-mana. Hampir semua kalangan masyarakat
kini memiliki telepon seluler. Mulai dari kalangan atas sampai kalangan menengah
kebawah. Mulai dari bos perusahaan besar sampai supir angkot dan bahkan penjual sayur
pun serta merta telah menjadikan telepon seluler sebagai sarana efektif untuk
berkomunikasi.
Apa yang menyebabkan sistem telekomunikasi terutama sistem telepon seluler ini
begitu cepat berkembang di Indonesia? Apakah karena kemampuan atau daya beli
masyarakat semakin meningkat? Ataukah semata-mata karena sudah tingginya kesadaran
masyarakat akan teknologi komunikasi? Dua hal yang menjadi pertanyaan di atas cukup
memberikan gambaran secara luas dari apa yang terjadi pada masyarakat kita dalam
menyikapi perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia. Pergeseran kebutuhan
telepon seluler menjadi kebutuhan primer bagi sebagian masyarakat Indonesia, cukup
memberi bukti konkrit bahwa daya beli masyarakat telah meningkat. Meningkatnya daya
beli ini dapat juga disebabkan karena semakin banyaknya produk-produk telepon seluler
yang berasal dari puluhan merk yang dijual bebas di Indonesia. Banyaknya pilihan ini
menyebabkan harga turun dan masyarakat mampu mendapatkan telepon selular dengan
harga yang relatif murah. Hal lain yang menyebabkan pesatnya perkembangan ini adalah
karena bangkitnya kesadaran masyarakat akan pentingnya komunikasi dua arah atau
multi arah, juaga akan pentingnya penyampaian arus informasi secara cepat, tepat,
terarah, dan dalam jumlah yang sangat banyak. Perubahan ini telah menjadikan
masyarakat Indonesia menjadi lebih cerdas, lebih cepat tanggap terhadap informasi, dan
lebih kritis menghadapi perubahan arus informasi yang tiada berhenti mengalir.
Sejarah Teknologi mobile
Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah
mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara
kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for
mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk
sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance
mobile phone system).
Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication
(GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced
Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang
kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan
perkembang bak jamur di musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi,
karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Sekarang,
dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan
jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap.
Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah
mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara
kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for
mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk
sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance
mobile phone system).
Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication
(GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced
Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang
kemudian disusul oleh Telkomsel.
Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan perkembang bak jamur di
musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum
frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS.
Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar
dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. amun, sampai saat
ini telepon seluler masih merupakan barang mewah, tidak semua lapisan masyarakat bisa
menikmatinya. Tarifnya masih sangat tinggi dibandingkan dengan telepon tetap PSTN
(public switched telephone network), baik untuk komunikasi lokal maupun SLJJ
(sambungan langsung jarak jauh), ada yang mencapai Rp 4.500 per menit flat rate untuk
komunikasi SLJJ.
Sedangkan teknologi CDMA pengenalan CDMA sudah dimulai sejak tiga tahun
lalu ketika Komselindo memperkenalkan CDMA-One. Hanya saja dengan berbagai
alasan pengembangannya kurang sukses. Saat ini, PT Telkom kembali memperkenalkan
CDMA, tapi tidak lewat jalur "bisnis selular" langsung, melainkan menggunakan CDMA
untuk fix phone dengan produk dagang bernama Telkomflexi.
Saat ini dengan TelkomFlexi, PT. Telkom menawarkan teknologi yang lebih baik dari
teknologi GSM sebelumnya dan dengan harga yang lebih murah. Sebenarnya kenapa tarif
yang ditawarkan
oleh teknologi ini lebih murah karena Telkomflexi berbasis pada teknologi Wirelless
Local-Code Division Multiple Access (WLL-CDMA) tidak saja karena fleksibilitas sebuah fix phone,
tapi yang paling utama adalah struktur tarif yang katanya jauh lebih murah karena tidak
dibebankan biaya airtimenya.
Aplikasi teknologi
Ada beberapa teknologi tanpa kabel untuk teknologi selular ini, diantaranya adalah
CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum
untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz).
Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang
unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF
AMPS (Advanced Mobil Phone Service) merupakan teknologi analog yang
menggunakan FDMA (Frequency Division Multiple Access) untuk membagi-bagi
bandwith radio yang tersedia ke pada sejumlah channel diskrit yang tetap. Dengan
AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan selular dibagi menjadi
channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani satu subscriber pada
satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka tidak satupun subscriber
lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu berhenti atau
handed-off ke base station lainnya.
TDMA (Time Division Multiple Data), merupakan sebuah teknologi digital, sama
halnya yaitu dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang
tetap, meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada
band frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang mengimplementasikan teknologi TDMA
adalah GSM,yang membagi carriers berlebar 2300 KHz menjadi delapan time-division channel. GSM
(global sistem for mobile) adalah teknologi yang berbasis TDMA
UMTS (Universal Mobile Telecomunication Access) merupakan salah sistem generasi
ketiga yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga dapat menyediakan bandwith
sebesar 2 Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS diupayakan dapat memenuhi
permintaan pemakai dimanapun berada, artinya UMTS diharapkan dapat melayani area
yang seluas mungkin, jika tidak ada cell UMTS pada suatu daerah dapat di route-kan
melalui satelit. Frekeunsi radio yang dialokasikan untuk UMTS adalah 1885-2025 MHz
dan 2110-2200 MHz. Pita tersebut akan digunakan oleh cell yang kecil (pico cell)
sehingga dapat memberikan kapasitas yang besar pada UMTS.
Dari aspek teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler
digital, hanya bedanya GSM dikembangkan oleh Negara-negara eropa dan bersifat ‘open
source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang. Yang perlu diperhatikan
bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda, sehingga
perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus. Teknologi
CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu sel
dapat mengakses pita spectrum frekuensi secara bersama
karena mempergunakan teknik pengkodean tertentu.
Ponsel CDMA ada dua jenis tanpa kartu sehingga nomer panggilnya harus
deprogram oleh petugas operatoryang bersangkutan, dan satu lagi ponsel CDMA yang
dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification Module) atau dalam istilah GSM
dikenal dengan SIM Card. Ada sejumlah kelebihan yang ditawarkan CDMA. misalnya,
komunikasi selular tidak lagi rawan radiasi, tidak lagi seperti suara robot, tidak terputus-putus.
sistem CDMA dinilai lebih advance dibanding sistem selular digital yang sudah
ada FSN mampu memberikan suara alami yang lebih sempurna dibandingkan dengan
sistem selular digital yang sudah ada. serta power output yang sangat rendah yakni 0,2
watt (bandingkan dengan system GSM) yang menggunakan 1,5 - 3 watt, menjadikan
batere sistem CDMA lebih tahan lama.
Feature teknologi CDMA
Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interferensi. Di samping itu,
sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara
bersamaan karena mempergunakan teknik pengkodean yang tidak bisa dilakukan pada
teknologi GSM.
Kapasitas yang lebih tinggi untuk mengatasi lebih banyak panggilan yang simultan per
channel dibanding sistem yang ada. Sistem CDMA menawarkan peningkatan kapasitas
melebihi system AMPS analog sebaik teknologi selular digital lainnya. CDMA
menghasilkan sebuah skema spreadspectrum yang secara acak menyediakan bandwith
1.250 KHz yang tersedia untuk masingmasing pemanggil 9600 bps bit rate.
Meningkatkan call security. Keamanan menjadi sifat dari pendekatan spread
spectrum CDMA, dan kenytaannya teknologi ini pertama dibangun untuk menyediakan
komunikasi yang aman bagi militer.
Mereduksi derau dan interferensi lainnya.
CDMA menaikkan rasio signal-to-noise, karena lebarnya bandwith yang tersedia untuk
pesan. Efisinsi daya dengan cara memperpanjang daya hidup baterai telepon
Salah satu karakteristik CDMAadalah kontrol power sebuah usaha untuk memperbesar
kapasitas panggilan dengan memepertahankan kekonstanan level daya yang diterima dari
pemanggil bergerak pada base station.
Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station.
Sistem CDMA menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke lainnya sebagai
sebuah roaming telepon bergrak dari sel ke sel,melakukan soft handoff mengingat semua
sistim menggunakanfrekuensi yang sama.
Fungsi spread-spectrum dan power-control yang memperbesar kapasitas panggil CDMA
mengakibatkan bandwith yang cukup untuk bermacam-macam layanan data multimedia,
dan skema soft hand-off menjamin tidak hilangnya data.
- Meningkatkan kualitas suara
- Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah sel.
- Meningkatkan privacy dan security.
- Menyederhanakan perencanaan sistim
- Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat
lebih lama.
- Mengurangi interferensi pada sistim lain
- Lebih tahan terhadap multipath.
- Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).
Teknologi masa depan CDMA
Wideband CDMA dan Broadband CDMA sebagai WLL (Wireless Local Loap)
sengai teknologi andalan masa depan dari CDMA, didesain untuk menyediakan layanan
fixed dan mobiile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old
Telephone Service) ke features features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on
demand. Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia,
termasuk juga video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed
wiireless dan mobile wireless. Keuntungan utama dari solus Broadband CDMA adalah
flexibilitas. Sistem CDMA menyediakan untuk aplikasi komunikasi pada skala besar dan
kecil dengan cost efektif yang diperhitungkan. Untuk bisnis selanjutnya dapat
menyediakan service voice dan ISDN data, seperti fax, email dan high speed internet
access.
Ketika sistem Broadband CDMA dapat ditambah dengan mudah dan cepat ke jaringan
existing tanpa delay dan gangguan daripada instalasi kabel telepon. Koneksi ke jaringan
LAN untuk email dan sharing resources sperti printer dan mesin fax dapat dikonfigurasi
dengan mudah.
Perbedaan mendasar teknologi GSM dan CDMA
Perbedaan mendasar dari teknologi CDMA adalah sistem modulasinya. Modulasi
CDMA merupakan kombinasi FDMA (Frekuensi Division Multiple Access) dan TDMA
(Time Division Multiple Access). Pada teknologi FDMA, 1 kanal frekuensi melayani 1
sirkuit pada satu waktu, sedangkan pada TDMA, 1 kanal frekuensi dipakai oleh beberapa
pengguna dengan cara slot waktu yang berbeda.
Pada CDMA beberapa pengguna bisa dilayani pada waktu bersamaan dan
frekuensi yang sama, dimana pembedaan satu dengan lainnya ada pada sistem codingnya,
sehingga penggunaan
spektrum frekuensinya teknologi CDMA sangat efisien. Kelebihan yang ditawarkan
CDMA antara lain kualitas suara dan data, harga atau tarif yang lebih murah, investasi
yang lebih kecil, dan keamanan dalam berkomunikasi (tidak mudah disadap).
Teknologi GSM dengan GPRS nya akan terlibas dengan content pada CDMA
karena keterbatasan akan lebar data dan aplikasi multimedia pada teknologi GSM.
Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yanga luas dan roaming
jelajah yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia, sedangkan CDMA
dengan telkomflexi masih sangat terbatas.
Evolusi Teknologi Selular / Generasi Selular
Teknologi telekomunikasi, merunut masa perkembangannya telah melewati tiga
generasi (1G, 2G, 3G).
Generasi Pertama (1G)
Generasi pertama melahirkan teknologi AMPS, yaitu teknologi yang dikenal
menggunakan sistem analog. Teknik atau sistem yang digunakan adalah sistem FDMA
(frequency division multiple access). Contoh yang menggunakan sistem ini adalah pada
NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (american mobile phone system). Generasi
pertama ini dianggap sebagai cikal bakal perkembangan sistem telepon seluler dunia.
Teknologi telekomunikasi AMPS yang dikenal sebagai teknologi 1G ini masih memiliki
banyak keterbatasan, seperti : kapasitas traffic yang kecil, server berkemampuan minim
untuk menampung banyak pelanggan, dan penggunaan spektrum frekwensi yang banyak,
dan hanya bisa melayani komunikasi mouth to mouth, atau voice with voice saja.
Teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) dikembangkan oleh Bell Labs
sekitar tahun 1970an dan dikomesialkan di Amerika Serikat tahun 1983 menggunakan
frekuensi 800 MHz. Kemudian tahun 1980an muncul C-450 yang dikembangkan di
Afrika Selatan, yang hampir sama dengan C-Netz, yang ditemukan di Jerman dan Austria
dan kini dikenal sebagai Motorphone yang dioperasikan oleh Vodacom SA.
Kemudian muncul N-AMPS (Narrowband Advanced Mobile Phone System) yang
dikembangkan oleh Motorola sebagai teknologi yang menjembatani antara teknologi
analog dan digital. Kapasitasnya tiga kali lebih besar dibandingkan AMPS yang
beroperasi pada 800 MHz. Menyusul NMT450 (Nordic Mobile Telephones/450) yang
dikembangkan oleh Ericsson dan Nokia yang beroperasi pada 450 MHz dan
menggunakan FDD FDMA.
Disusul oleh NMT-F versi Perancis dari NMT900. Di Jepang, munculnya HICAP, yang
dikembangkan NTT (Nippon Telegraph and Telephone). Termasuk TACS (Total Access
Communications System) yang dikembangkan Motorola yang hampir sama dengan
AMPS.
Kini, APMS mengalami kemunduran, kurang populer dan mulai digantikan CDMA.
Tidak ada yang salah dalam AMPS, seperti juga NMT (Nordic mobile telephone)
yang merupakan seluler pertama di dunia, kecuali bahwa keduanya sudah ketinggalan.
Baik AMPS maupun NMT masih memakai cara analog dalam mentransmisikan suara,
sementara GSM dan CDMA menggunakan digital yang lebih bermutu. NMT dan AMPS
digolongkan orang sebagai seluler generasi pertama, sementara GSM, CDMA dan PDC
(personal digital communication) dari Jepang, menjadi seluler generasi kedua.
Generasi Kedua (2G)
Melanjutkan kejayaan era 1G, teknologi telekomunikasi bergerak menuju era
berikutnya, yang kental dicirikan dengan digitalisasi teknologi. Era digitalisasi yang
dikodifikasi sebagai era 2G ini membuat komunikasi tidak hanya bisa dilakukan secara
verbal, atau voice with voice saja. Dalam era 2G, pengguna telepon seluler mengenal
fasilitas 'short message system' (SMS), yang mampu mengirimkan pesan text, dengan laju
kecepatan maksimal 9600 bps (bit per second). Kapasitas traffic yang besar, kemampuan
server menampung banyak pelanggan, membuat pengguna teknologi telekomunikasi
canggih di era 2G ini semakin banyak dan plural.
Pada generasi ini dimulailah produksi dan pemasaran secara besar-besaran dari
produk-produk telepon seluler generasi ke dua ini. Contoh dari sistem 2G ini adalah
sistem GSM/TDMA(time division multiple access) dan sistem CDMA (code division
multiple access). CDMA 95 A adalah sistem CDMA yang termasuk pada sistem CDMA
generasi ke dua. Setelah debutnya selama 10 tahun, selanjutnya adalah apa yang disebut
sebagai generasi 2,5G (two and a half generation). Pada generasi ini dimulailah sarana
wireless net services dimana pada perkembangan dari jalur GSM akan menghasilkan
sistem GPRS dan sistem EDGE. Sementara dari jalur CDMA, akan menghasilkan sistem
CDMA 95 B dan akan dilanjutkan dengan sistem CDMA 1X
GSM berkembang mengambil jalur GPRS (General Packet Radio Services),
EDGE (Enhanced Data Rates for Global/GSM Evolution), UMTS (Universal Mobile
Telephone Standard) dan HSDPA (High-speed Downlink Packet Access). Sedang AMPS
bergerak dari jalur CDMA (Code Division Multiple Access), yang merupakan
pengembangan Narrowband-CDMA (N-CDMA), kemudian CDMA2000-1XEV
(Evolution - 300 Kbps) dan CDMA2000-1XEV-DO (Data Only – 300 Kbps).
Meski begitu banyak teknologi seluler digital yang berkembang dan
menggunakan nama yang berbeda-beda, namun pacuan persaingan global yang secara
signifikan muncul adalah antara GSM (Global System for Mobile Communications) yang
berkembang di negara-negara Eropa dan Asia dengan AMPS yang banyak digunakan di
Amerika Serikat, sebagian di Korea. Sedang Jepang memiliki standarisasi tersendiri,
yakni PDC (Personal Digital Celluler) dan PHS (Personal Handy System) yang
dioperasikan di wilayah Jepang.
Generasi Ketiga (3G)
Teknologi-teknologi seluler yang termasuk generasi ketiga ini sejarahnya
berkembang sendiri-sendiri sebelum akhirnya menyatu menjadi dua standar utama yang
mengacu kepada IMT-2000 yang merupakan ketetapan ITU-T (Badan Uni
Telekomunikasi Internasional yang mengurusi standardisasi telekomunikasi).
Dua standar teknologi ini diusung oleh dua partnership organization yang
beranggotakan badan-badan standardisasi regional, yaitu (1) The Third Generation
Partnership Project (3GPP) dan (2) The Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2).
3GPP terbentuk akhir tahun 1998 dengan anggota-anggotanya adalah badan standardisasi
dari Jepang (ARIB dan TTC), China (CCSA), Eropa (ETSI), Amerika Serikat (ATIS),
dan Korea (TTA). Partnership ini dibentuk dengan tujuan membentuk standar spesifikasi
teknis untuk evolusi teknologi GSM (2G) ke 3G (yang kita kenal sebagai teknologi
UMTS). Dari 3GPP inilah keluar berbagai teknologi "antara" yang secara jujur membuat
kita pusing dengan penamaan 3G, seperti teknologi GPRS dan EDGE (enhanced data
rates for GSM evolution).
Pada masa sekarang ini keluarlah berbagai penamaan seperti 2,5G dan 2,75G
yang sebenarnya adalah penamaan untuk GPRS (2,5G) dan EDGE (2,75G). Di Indonesia
sementara ini pengikut perkembangan teknologi dari faham/aliran 3GPP adalah semua
existing GSM operator seperti XL, Indosat, dan Telkomsel.
Adapun 3GPP2 terbentuk sebagai saudara muda dari 3GPP beranggotakan badanbadan
standardisasi dari Jepang (ARIB dan TTC), China (CCSA), Amerika Serikat
(TIA), dan Korea (TTA). Kerja sama ini lahir karena kekurangpuasan atas kecepatan
perkembangan dari 3GPP. Perkembangan yang lumayan pelan di standardisasi 3GPP
partnership bisa dimaklumi karena tugas berat dari partnership ini untuk selalu
menemukan atau membuat jembatan penghubung dari GSM sekarang ini ke standar 3G
yang dibuat.
Sedangkan 3GPP2 secara murni mengembangkan standar teknologinya tanpa
melihat apa yang sekarang sudah ada dan dimiliki oleh GSM teknologi. 3GPP2
partnership mengembangkan standar mereka yang sekarang kita kenal sebagai standar
CDMA 2000, yang di Indonesia dianut/diikuti oleh para penyelenggara jasa layanan
telekomunikasi (baik yang mengaku mobile cellular maupun yang mengaku fixed
wireless telephone) seperti Esia, StarOne, Mobile-8, dan TelkomFlexi.
Walaupun di luar Indonesia 3GPP2 tidak banyak membuat kepusingan, ternyata
di Indonesia perkembangan CDMA 2000 ini lumayan cukup membuat pusing orang yang
ingin mencoba mengerti. Pada saat sekarang ini teknologi berbasis CDMA 2000 terlihat
paling tidak ada di tiga tempat. Pertama sebagai teknologi fixed wireless telephone,
kedua sebagai teknologi belum 3G (lihat Mobile-8), dan ketiga sebagai teknologi 3G
yang mungkin akan diadopsi oleh CAC, WIN, maupun Natrindo sebagai pemegang
lisensi dan frekuensi 3G di Indonesia.
CDMA 2000, terutama CDMA 2000 1xEVDO, tidak kalah canggih dibandingkan
dengan EDGE dari GSM. Dan kembali lagi kita harus jujur, susah bagi kita membedakan
antara operator bukan 3G dan operator 3G kalau teknologi yang digunakan sudah dari
dua jenis teknologi ini. Fakta yang lebih menarik lagi ternyata operator 3G terbesar di
Jepang (Au dari KDDI) ternyata menggunakan teknologi CDMA 2000 1xEVDO.
Sedangkan Vodafone Jepang yang jelas-jelas menggunakan teknologi 3G, WCDMA,
hanya bisa bermain sebagai pemain paling bontot di bawah FOMA, layanan 3G dari NTT
DoCoMo (berbasiskan turunan dari WCDMA) yang berada di posisi kedua.
Pada awal abad 21 teknologi komunikasi wireless sudah memasuki generasi ke
tiga. Dimana teknologi komunikasi saat tersebut harus memenuhi persyaratan diantaranya
service yang bersifat global dan portabel, mendukung untuk layanan pita lebar
(multimedia) baik untuk mobile maupun WLL (Wireless Local Loop), Wireless BOD
(Bandwidth on Demand) sampai rate 2 Mbps, interworking dengan sistem eksisting,
performansi yang cukup baik terhadap problema propagasi (multi environment) dan harus
memiliki efisiensi spektrum yang tinggi.
Menurut standar baik dari Eropa, Jepang maupun USA maka teknologi di atas
dikenal dengan istilah IMT-2000 atau UMTS (Universal Mobile Telecommunications
System). Di sisi air interfacenya teknologi akses yang dipakai bisa berupa : W-CDMA,
TD-CDMA atau Wideband cdmaone tergantung dari kebijaksanaan negara masingmasing.
Khusus yang akan dibahas pada tulisan ini adalah W-CDMA. Adapun
pertimbangan yang diambil penulis adalah karena terdapat kecenderungan untuk
memakai W-CDMA baik di Jepang, Eropa atau Amerika. Di samping itu kemungkinan
besar Indonesia juga akan mengadop teknologi W-CDMA untuk generasi ke-3nya.
Roadmap Menuju W-CDMA
Kebutuhan akses informasi yang cepat akan terus berkembang. Hal tersebut
dipengaruhi dengan adanya kebutuhan fleksibilitas dan produktifitas yang lebih tinggi
dan kebutuhan mengurangi "dead" time.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut setidaknya lebih akan terpenuhi dengan
munculnya sistem komunikasi generasi ke-3. Hal ini dapat kita lihat karena dengan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk memasuki ke generasi tersebut.
Persyaratan yang dimaksud dapat diterangkan seperti di bawah ini :
Layanan-layanan komunikasi dengan data rate yang tinggi dan transmisi data
asimetric
Mendukung untuk service baik packet maupun circuit switched, seperti Internet
(IP) trafik dan video conference
Mekanisme charging yang baru, data volume vs time
Kapasitas jaringan yang lebih besar dengan efisiensi spektrum
Mendukung untuk koneksi yang besar dan simultan, contoh user dapat
mengebrowse Internet dan menerima fax atau panggilan telpon
Mempunyai kapabilitas interworking dengan sistem eksisting
Portabilitas layanan secara global
Sebelum menuju ke generasi di atas maka telah ada generasi sebelumnya yaitu
generasi ke-1 dan generasi ke-2. Generasi ke-1 ditandai dengan teknologi analog
sedangkan teknologi ke-2 yang ditandai dengan teknologi digital dengan kecepatan
rendah.
Perkembangan menuju sistem komunikasi wireless generasi ke-3 (UMTS/IMT-
2000) dapat diterangkan seperti gambar di bawah ini :
Telepon mobile yang akan datang sekarang sedang dirumuskan oleh badan
standarisasi global oleh authorities dan industri. Di Eropa ETSI sedang bekerja untuk
UMTS yang akan menjadi International Telecommunication Unit (IMT-2000). WCDMA
adalah salah satu kandidat utama untuk standar UMTS atau IMT-2000.
Teknologi Wideband CDMA
Standar teknologi CDMA, dilihat dari spread signalnya relative lebih besar dari
teknologi selular lainnya, pengurangan problem propagasi (multipath dan fading).
Dikenal dua standar untuk aplikasi dengan metode akses CDMA. Standar yang dimaksud
adalah IS-95 dan poprietary.
Wideband CDMA mengambil konsep ini lebih lanjut oleh pengurangan
multipath-fading, penawaran kapasitas dalam tiap cell dan kualitas suara yang lebih baik.
Bandwidth yang luas juga membuat mungkin features ke depan termasuk ISDN dan
bandwidth on demand. Bandwidth yang ditawarkan bersifat variatif dari mulai 1,26 MHz,
5 MHz, 10 MHz bahkan sampai 20 MHz. Wideband CDMA dengan wireless mempunyai
potensi untuk menyediakan "transparan" local loop dengan fungsi penuh seperti wireline.
Wideband CDMA sebagai WLL didesain untuk menyediakan layanan fixed dan
mobiile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old Telephone
Service) ke features-features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on demand.
Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia, termasuk juga
video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed wiireless dan mobile
wireless.
Peluncuran layanan-layanan wideband multimedia akan menambah performansi
dibanding dengan standar wireless yang ada sekarang. W-CDMA sangat mendukung baik
untuk komunikasi packet dan circuit switched seperti browsing Internet.
Dari awalnya, W-CDMA didesain untuk layanan data kecepatan tinggi seperti internet
base packet data menawarkan sampai 2 Mbps dalam lingkungan kantor dan sampai 384
Kbps di outdoor atau lingkungan yang bergerak.
Secara rinci hubungan antara besarnya carrier spacing dengan dengan bit rate maksimum
yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :
CARRIER SPACING (MHz) MAKSIMUM BIT RATE
1,26 13 kbps(~ 64 kbps)
5 64 kbps ~ 384 kbps
20 266 kbps ~ 2 Mbps
Sedangkan spesifikasi dari W-CDMA dapat dilihat seperti keterangan di bawah ini :
Spesifikasi Teknis W-CDMA
TYPE SPESIFIKASI JENIS / NILAI
Radio Access DS-CDMA / FDD
Carrier spacing 1,26 / 5 / 10 / 20 MHz
Chip rate 4,096 Mcps (1,024 / 8,192 / 16,384 Mcps)
Modulation Data-QPSK, Spreading – QPSK
Detection (Reverse & Forward link) Pilot Symbol Aided Coherent RAKE
TCH rate Sampai 384 kbps (sampai 2 Mbps)
Variable rate TCH Variable Spreading Factor Multi code
Transmission for High rate TCH
Frame length 10 ms
Voice codec G.729 CS-ACELP
Inter BS Synchronous Asynchronous
Signaling Protoccol Layered Protocol
Multiple Protocol Control Entities
B-ISDN based Call Control
Services Voice, Packet data
Unrestricted information transmission
Spektrum yang baru telah dialokasikan pada band frekuensi 2 GHz untuk sistem
komunikasi wireless generasi ke-3. Sebagai gambaran spektrum frekuensi yang
rencananya akan diperuntukkan di Eropa dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
Keuntungan W-CDMA
Konsep W-CDMA yang baru beroperasi dengan besar kanal radio 5MHz adalah
sedang dikembangkan dengan menggunakan potensi keuntungan dari CDMA. Sistem
yang baru ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan sistem narrowband
CDMA generasi ke-2 sekarang.
Fitur teknologi W-CDMA adalah sbb:
Kapasitas lebih tinggi dan penambahan coverage : sampai 8 kali lebih tinggi trafik
per carrier dibandingkan dengan carrier narrowband CDMA
Variabel dan kecepatan data yang tinggi, sampai 384 kbit/s pada wide area dan 2
Mbit/s pada lokal area
Service packet dan circuit switched
Layanan multiple simultan pada tiap mobile terminal
Mendukung untuk Hierarchical Cell Structures (HCS) pada metode handoff yang
baru diantara carrier CDMA
Fitur-fitur di atas dapat dijelaskan seperti berikut :
Menambah kapasitas dan coverage
Ada beberapa faktor yang menambah kapasita dan coverage:
Sistem W-CDMA menggunakan 4 kali channel lebih besar dibanding dengan
channel narrowband CDMA, kapasitas bertambah 4 kalinya. Dengan bandwidth lebih
lebar memperbaiki efek frekuensi diversity dan oleh karena itu mengurangi efek fading
Demodulasi koheren pada uplink memperbaiki coverage
W-CDMA menggunakan demodulasi pada uplink. Hal itu akan memberi 2-3 dB gain
demodulasi dan memperbaiki coverage.
Memperbaiki power control
Pengurangan efek fading pada channel yang besar, akurasi power kontrol akan
diperbaiki. Power konrol pada up dan link, yang melawan efek fading dan mengurangi
rata-rata level power, akan menambah kapasitas.
W-CDMA, variabel dan high speed data rates
Air interface W-CDMA mendukung baik untuk low maupun high bit rates.
Kecepatan samapai 384 Kbit/s untuk full mobility dan 2 Mbit/s untuk lokal area.
Mendukung kepada pemakai untuk komunikasi yang berbagai macam dari voice sampai
multimedia.
Variabel data rates dapat dicapai dengan penggunaan variabel orthogonal spreading codes
dan adaptasi dari output power.
W-CDMA menawarkan layanan untuk packet dan circuit swithed
Layanan berbentuk packet menawarkan kemungkinan selalu "on-line" dengan
aplikasi host tanpa menduduki kanal secara dedicated. Service packet memungkinkan
pemakai membayar hanya jumlah data yang ditransmisikan dan bukan waktu koneksinya.
Paket data service adalah penting untuk membangun aplikasi yang cost efektif untuk
remote LAN dan wireless internet akses.
Layanan high speed circuit switched dibutuhkan untuk aplikasi komunikasi real time
seperti video conference.
W-CDMA mendukung layanan secara multiple simultan
Tiap terminal W-CDMA dapat menggunakan beberapa layanan secara simultan.
Bagi pemakai akan mempercepat hubungan ke corporate LAN dan pada waktu yang
sama dapat menerima Voice call, yang berarti tidak ada nada sibuk ketika line diduduki
untuk data call.
Kelebihan lain adalah :
Mendukung untuk Adaptive Antenna Arrays (AAA)
Teknik ini adalah untuk mengoptimalkan antena pattern pada mobile station. Hal
ini akan memungkinkan penggunaan spektrum yang efektif dan akan menambah jumlah
kapasitas.
Tidak memerlukan GPS untuk sinkronisasi di sisi base stations
W-CDMA mempunyai internal sistem untuk sinkronisasi pada base station,
sehingga tidak membutuhkan eksternal sinkronisasi seperti GPS (Global Positioning
System).
Hal ini mempunyai masalah jika implementasi base station dilakukan pada daerah rawan
covergae satelit GPS seperti shoping center atau di subways suatu gedung.
Mendukung untuk Hierarchical Cell Structures (HCS)
W-CDMA mendukung HCS denganmemperkenalkan metode handoff diantara
carrier CDMA yang diberi nama Mobile Assisted Inter-Frequency Hand-off (MAIFHO)
Mendukung untuk deteksi multi user.
Deteksi multi user akan membatasi interferensi pada suatu cell dan memperbaiki
kapasitas.
Kemungkinan di Indonesia
Penggunaan seluler W-CDMA sudah memasuki generasi ke tiga atau dikenal IMT
2000 (International mobile telecommunications system). Teknologi ini akan memasuki
pasar sekitar tahun 2000.
Sistem ini berbeda dengan sistem CDMA pita sempit (narrow band) dan sedang
dikembangkam di Indonesia oleh PT Komselindo yang kini sebagai operator AMPS
(Advance Mobile Phone System). Ia juga berbeda dengan D-AMPS (Digital-AMPS)
yang distandarkan pada IS-136. Tetapi DAMPS atau GSM akan dengan mudah migrasi
ke W-CDMA.
CDMA pita lebar sedang dicoba pada frekuensi 2 GHz, ia bisa menyediakan layanan
internet yang di PT TELKOM disebut dengan PASOPATI dan multimedia .
Percobaan-percobaan yang sudah dilakukan, antara lain oleh NTT DoCoMo dari
Jepang yang akan segera menerapkan teknologi W-CDMA (Wideband code division
multiple access) pada tahun 2000 di gelombang 5 MHz.
Yang menjadi pesaing utama dari W-CDMA adalah teknologi TD-CDMA (Time
Diivision-Code Division Multiple Access atau CDMA2000.
Pada pertemuan penyelenggara seluler dan administrator se-Asia Pasifik di forum
Asia Pasific Interest Group (APIG), GSM MoU ketujuh belum sepakat terhadap pilihan
Wide Band atau Broadband CDMA yang akan menjadi trend teknologi seluler GSM
generasi ke tiga pada abad 21 mendatang. Kendati begitu Indonesia merekomendasi WCDMA
sebagai pilihan ketimbang TD-CDMA yang dianggap futuristic. Jepang melalui
NTT DoCoMo turut terlibat bersama Ericsson dan Nokia dalam pengembangan sistem
W-CDMA.
Khusus untuk Indonesia yang telah memiliki berbagai infrastruktur seluler seperti
AMPS, NMT, DECT, PHS, GSM dan CDMA perlu berhati-hati dalam menyikapi
teknologi baru ini. Adapun kemungkinan / skenarionya dapat sebagai berikut :
Menggunakan evolusi dari jaringan eksisting, cirinya :
Mengembangkan dari sistem seluler generasi ke dua eksisting
Sama operator
Penggunaan band frekuensi yang sama
Menyediakan service mobile multimedia sampai 384 Kbps
Kapasitas seluler sedang mengalami pertumbuhan
Mengadop langsung terhadap teknologi W-CDMA, cirinya :
Penggunaan spektrum yang baru (IMT-2000 spektrum)
Standar global
Partabilitas secara global
Kemungkinan operator lama atau baru
Dari kedua skenario di atas perlu diperhatkan berbagai aspek diantaranya adalah
pembagian frekuensi. Karena jika kurang berhati-hati maka peluncuran IMT-2000 dapat
merupakan bumerang baik dari segi performansinya maupun terhadap operator eksisting.
Generasi ketiga berupa CDMA pita lebar yang dibahas di atas bukan merupakan
generasi seluler yang terakhir. Generasi berikut akan muncul pada dasawarsa pertama
abad 21, yang akan lebih canggih dalam menyediakan layanan, dibanding generasi
sebelumnya. Yang jelas siklus tiap generasi semakin pendek yang selain menguntungkan
pengguna seluler sekaligus juga merugikannya. Keuntungannya, pelanggan bisa
mendapatkan apa saja layanan yang diinginkannya, tetapi ruginya barang yang digunakan
akan berusia pendek. Kerugiannya lagi jika frekuensi dan operator yang ditunjuk berbeda
dengan yang sebelumnya.
Juli 07, 2008
Cellular Technology
Label: Voip Telekomunikasi
Diposting oleh Mr X di 09.29
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar