CDMA 2000 adalah pengembangan dari sistem CDMA One yang mampu mengakomodasi
layanan data berkecepatan tinggi. Sedangkan CDMA2000 memiliki dua fasa pengembangan
yaitu CDMA2000 1x dan CDMA2000 3x. Perbedaan mendasar kedua fasa tersebut terletak
pada kecepatan data yang dikirimkan. Fasa kedua memiliki kecepatan data sampai
15,6 Mbps, sedangkan CDMA2000 1x memiliki kecepatan data hanya sampai 614 Kbps.
Konfigurasi Jaringan CDMA2000 1x
Gambar 1. Konfigurasi jaringan CDMA2000 1x
Konfigurasi jaringan CDMA2000 1x secara umum seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1,terdiri dari :
1.Base Transceiver Station (BTS)
BTS berfungsi mengalokasikan frekuensi dan daya serta sandi Walsh yang akan digunakan oleh pelanggan. BTS memiliki peralatan fisik radio yang digunakan
untuk mentransmisikan dan menerima sinyal CDMA2000 ke pelanggan dan sebaliknya. Beberapa fungsi lainnya yaitu mengontrol frekuensi pembawa jamak pada site, mengatur alokasi daya untuk trafik overhead dan soft handoff pada arah forward(maju) dan mengenali sandi-sandi Walsh.
2.Base Station Controller (BSC)
BSC berfungsi mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta
mengatur rute paket data dari BTS ke PSDN atau sebaliknya serta trafik suara dari
BTS ke MSC atau sebaliknya.
3.Mobile Switching Center (MSC)
MSC atau sering juga disebut sebagai antarmuka antara BSC-BSC dengan PSTN dan
jaringan data ISDN ( Intregated Service Digital Network ) melalui gateway MSC
(G-MSC) mempunyai beberapa kegunaan sebagai berikut :
a.Mengatur komunikasi antara pelanggan seluler dan pelanggan jaringan telekomunikasi lainnya.
b.Melakukan koordinasi penyetelan panggilan dari dan keluar pengguna seluler.
c.Merupakan otak dari sistem radio seluler.
d.Mengatur panggilan baik originating call maupun terminating call.
e.Bertanggung jawab untuk set up, routing,informasi akunting, kontrol dan pengakhiran panggilan.
4.Packet Data Serving Node (PDSN)
PDSN merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000
yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data dan membentuk sejumlah fungsi
utama dalam hal pemaketan data antara lain :
a.Membentuk, mengatur dan menghapuskan sesi point to point protocol (PPP) dengan pelanggan.
b.Mendukung layanan paket sederhana Internet Protocol (IP) dan mobile IP.
c.Mengirim paket dari dan menuju jaringan packet data eksternal.
d.Melakukan proses Authentication, Authorization and Accounting (AAA) terhadap MS client menuju AAA server, serta mengumpulkan penggunaan data yang terhubung dengan AAA server.
5.Authentication, Authorization and Accounting (AAA)
AAA melakukan proses authentication, authorization, dan accounting untuk jaringan
paket data. AAA server berkomunikasi dengan PDSN melalui IP dan melakukan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
a.Authentication yang terhubung dengan koneksi PPP dan mobile IP.
b.Authorization untuk profil layanan, distribusi, keamanan dan manajemen
6.Home Agent
Home Agent berfungsi untuk menelusuri lokasi MS sekaligus mengecek apakah paket
data telah diteruskan pada MS tersebut.
7.Router
Router berfungsi untuk menentukan rute paket dari dan menuju elemen-elemen
jaringan dalam sistem CDMA2000.
8.Firewall
Firewall diperlukan untuk mengatur keamanan selama koneksi.
Proses Link Radio (Saluran Radio) Pada CDMA
Proses hubungan link radio pada sistem CDMA dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.Proses hubungan radio pada CDMA
Proses link radio pada CDMA dibagi menjadi dua bagian yaitu pada arah forward
atau down link (dari BTS ke MS) dan arah reverse atau uplink (dari MS ke BTS)
yang melibatkan beberapa kanal-kanal logika untuk melakukannya. Beberapa kanal
logika pada sistem CDMA adalah :
1. Kanal Pilot (Forward)
Kanal pilot ditransmisikan setiap saat secara kontinyu oleh BS pada kanal forward
yang aktif. Setiap sel memiliki sinyal pembawa untuk sinyal pilot, yang digunakan
untuk permulaan sinkronisasi, dengan cara pendeteksian waktu dan fasa sinyal tersebut
dari MS. Setiap kanal pilot menggunakan kode yang sama (Walsh-0), tetapi dengan ofset
fasa yang berbeda-beda yang digunakan untuk membeda-bedakan sinyal pilot dari sel tertentu. Karena kode yang sama digunakan oleh setiap sel, maka sinkronisasi dapat dilakukan dengan pendeteksian melalui seluruh kemungkinan dari fasa (ofset waktu) kode tersebut. Sinyal yang terkuat menunjukkan sel terbaik. Ada 512 kemungkinan dari ofset waktu tersebut.Sinyal pilot juga digunakan sebagai referensi fasa pembawa untuk demodulasi sinyal secara koheren oleh seluruh penerima di MS. Sinyal pilot ditransmisikan dengan level relatif lebih besar dari sinyal kanal yang lain, untuk menjamin pendeteksian ofset fasa sinyal pilot yang akurat, demikian pula untuk frekuensi fasa sinyal pembawa.Dengan sinyal pilot, rata-rata perbandingan level sinyal di antara BS dapat diukur. Dengan hal ini diperlukan MS untuk menentukan saat handoff. Daerah cakupan sel dapat dikontrol dengan menvariasikan level daya sinyal pilot.
2. Kanal Sinkronisasi
Kanal sinkronisasi merupakan kanal pada hubungan forward (maju) yang digunakan selama
tahap pengaksesan sistem oleh MS. Setelah MS berhasil mengakses sistem, kanal ini dalamkondisi normal tidak digunakan lagi sampai panggilan berikutnya oleh MS tersebut. Frame dari kanal sinkronisasi sama dengan panjang deretan kode PN (Pseudo Noise) sinyal pilot. Frame tersebut ditransmisikan tepat bersamaan dengan deretan kode pilot tersebut. Pada penerimaannya sinyal sinkronisasi dapat dikodekan bersama-sama dengan sinyal pilot. Karena deretan kode PN sinyal pilot memiliki ofset fasa yang berbeda untuk setiap BS. Frame yang bersamaan dengan deretan kode PN BS membuat MS yang mulai mengakses sistem dengan mudah dapat menerima kanal sinkronisasi.Sinyal sinkronisasi mengandung informasi mengenai identitas sel (ID), level daya sinyal pilot dan waktu sinkronisasi sistem. Sinyal ini digunakan selama fasa inisialisasi, sesaat setelah off hook. Dari informasi kanal ini MS dapat menentukan pewaktuan sistem dan dapat menentukan daya pancar yang perlu
untuk inisialisasi suatu panggilan. Setelah itu sinyal ini tidak digunakan lagi sampai off hook berikutnya. Kanal sinkronisasi hanya mengandung satu informasi yang disebut informasi sinkronisasi. Pesan ini menyediakan MS dengan parameter-parameter sistem, terutama pewaktuan dari pilot PN BS tersebut yang berhubungan dengan pewaktuan sistem dan laju data (data rate) kanal .
3. Kanal Paging
Setelah mendapatkan informasi sinkronisasi tersebut, MS akan melakukan sinkronisasi
terhadap waktu sistem. MS kemudian menentukan dan mulai memonitor kanal paging.
Kanal paging berisi 4 informasi utama yaitu :
a.Parameter sistem : berisi parameter regristasi dan detail kanal pilot.
b.Parameter akses : berisi informasi pada kanal akses.
c.Neighbor list : berisi informasi ofset dari kanal yang bersebelahan.
d.CDMA channel list : berisi frekuensi yang disediakan untuk kanal paging.
Fungsi utama kanal paging adalah untuk memanggil MS pada saat terjadinya panggilan.
Sinyal paging juga memberitahu MS tentang informasi regristasi untuk mengunci kanal
trafik terhadap MS lain yang tidak berkepentingan. Untuk menghemat baterai, kanal
paging menggunakan mode time slot, Dengan MS diberitahukan informasi time slot-time slot tertentu pada saat regristasi, sehingga MS akan dipanggil hanya pada saat time slot tertentu tersebut.Laju data kanal paging dapat berupa 2400, 4800, atau 9600 bps.
Setiap alokasi frekuensi kanal dapat terdiri dari 7 kanal paging (Walsh-2 s/d Walsh-8).Setiap MS hanya memonitor sebuah kanal paging. Kanal paging ditentukan dengan menelusuriseluruh kanal paging yang tersedia, tetapi BS dapat juga menunjukkan kanal paging tertentu pada sebuah MS.
4. Kanal Akses
Kanal akses menyediakan komunikasi dari MS ke BS pada saat MS tidak sedang memakai kanaltrafik. Seluruh transmisi pada kanal akses menggunakan mode 4800 bps. Fungsi utama kanal akses adalah untuk pengalamatan panggilan, respon terhadap page.Satu atau lebih kanal akses akan selalu berpasangan dengan kanal paging. Tiap kanal akses dibedakan berdasarkankode PN-nya. BS akan memberi respon terhadap kanal akses dengan memberikan pesan pada kanal paging, demikian sebaliknya MS memberi respon terhadap kanal paging dari BS melalui kanal akses.Kanal akses CDMA merupakan kanal akses yang acak. Beberapa pelanggan dapat saja secara bersamaan mengakses ke kanal akses. MS akan memilih secara acak sebuah kanal akses yang tersedia dari sejumlah kanal kases yang ada dan secara acak pula memilih ofset fasa kode PN-nya. Kecuali bila keduanya benar-benar sama baik kanal akses maupunfasa PN code, maka BS dapat menerima transmisi dari MS. Laju transmisi pada kanal akses dikontrol sedemikian rupa untuk mencapai efisiensi sistem, bila semakin banyak pelanggan yang mengakses kanal tersebut maka akan habis sumber daya pada BS.
5. Kanal Trafik
Kanal trafik merupakan kanal informasi (data) antara BS dan MS dan sebaliknya,
bersama-sama dengan pensinyalannya. Ada 4 laju transmisi yang mungkin : laju 1, 1/2,
1/4 dan laju 1/8.
Handoff Pada Sistem CDMA
Handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS tanpa terjadinya pemutusan
hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai. Peristiwa handoff terjadi karena pergerakan MS keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru. Terdapat beberapa macam tipe handoff, diantaranya adalah :
1.Intersector / Softer handoff, terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor
dalam satu sel.
2.Intercell/ Soft Handoff, terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada sel yang berbeda. BS yang memiliki kontrol langsung pada MS tersebut dinamakan BS primer dan yang tidak memiliki kontrol langsung disebut BS sekunder.
3.Soft-softer Handoff, terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor dari suatu sel dan satu sektor dari sel lainnya. Pada keadaan ini akan terjadi soft handoff antar sel dan softer handoff dalam satu sel.
4.Hard Handoff, tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru.
Dari keempat tipe tersebut, Soft handoff adalah yang paling sering digunakan dalam sistem CDMA2000. Pada Soft handoff, calon kanal yang akan digunakan telah diduduki terlebih dahulu sebelum proses handoff yang sebenarnya terjadi, Dengan MS memulai komunikasi dengan BTS asal (make before break) sehingga menghasilkan kualitas yang baik. Gambaran tentang Soft handoff dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Soft Handoff Pada CDMA
Pilot Sets
Kanal pilot diidentifikasi dengan pilot ofset yang berurutan dan penempatan frekuensi. Pilot ini dihubungkan dengan kanal trafik forward pada link CDMA forward yang sama.Pada tiap pilot ditempatkan ofset yang berbeda dari PN code yang sama. Semua pilot dalam pilot set memiliki penempatan frekuensi CDMA yang sama. Pilot diidentifikasi oleh MS sama baiknya dengan pilot yang lainnya diidentifikasi oleh BS tetangga atau sektor, dikategorikan menjadi empat grup :
1.Active set
Set ini mengandung kumpulan pilot dengan kanal forward traffic ditempatkan pada MS.
Karena ada tiga jari pada RAKE penerima pada MS, ukuran maksimum untuk active set
adalah tiga pilot. BS menginformasikan MS mengenai isi dari active set dengan menggunakan channel assigment message dan/atau handoff direction message.
2.Candidate set
Set ini mengandung pilot yang tidak termasuk dalam active set. Walaupun pilot ini telahmenerima dengan kuat sinyal yang cukup untuk menandai bahwa kanal trafik forward yang dihubungkan telah sukses di demodulasi. Ukuran maksimum candidate set adalah enam pilot.
3.Neighbor set
Set ini terdiri dari pilot yang tidak termasuk dua kelompok sebelumnya dan merupakan
pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk proses handoff.
4.Remaining setSet ini terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang terdapat pada active set, candidate set dan neighbor set.
MS akan memperkirakan daya pilot dan ambang untuk memperkirakan perubahan pilot set.
MS memperkirakan daya pilot dengan membandingkan daya pilot dan daya total link forward yang diterima. Selama mencari pilot, MS akan terus membuat ofset kode PN yang digunakanyang bergantung pada komponen multipath-nya. MS menggunakan search window untuk pilot pada active dan candidate set. Besarnya search window ditentukan dalam PN chips.
Parameter Handoff
Parameter yang terdapat dalam prosedur handoff, yaitu :
a.Pilot Detection Threshold (T_ADD)
T_ADD mengontrol perubahan pilot dari neighboring/remaining set ke active/candidate
set. Pilot berubah dari neighboring/remaining set ke active/candidate set apabila
memiliki nilai yang lebih besar dari T_ADD.
b.Comparison Threshold (T_COMP)
T_COMP digunakan untuk mengontrol perubahan pilot dari candidate set ke active set. Pilot berubah dari candidate set ke active set apabila memiliki nilai yang lebih besar T_COMP x 0,5 dB daripada pilot active set.
c.Pilot Drop Threshold (T_DROP) dan Drop Timer Threshold (T_TDROP)
T_DROP dan T_TDROP mengontrol perubahan keluar dari active/candidate set. MS mengesettimer ketika lebih kecil dari T_DROP. Ketika timer lebih besar dari T_TDROP maka active/candidate set akan berubah jadi neighboring/remaining set.
d.NGHBR_MAX_AGE
Parameter ini mengontrol perubahan pilot dari neighbor set ke remaining set. MS mempunyai counter AGE untuk tiap pilot neighbor set. Apabila nilai counter tersebut
lebih besar dari NGHBR_MAX_AGE maka pilot berubah dari neighbor set ke remaining set.
e.Search Window
MS menggunakan ketiga search window dibawah ini untuk mendeteksi sinyal pilot yang
diterima :
1.SRCH_WIN_A, adalah search window yang digunakan untuk mendeteksi pilot dalam active dan candidate set. Window ini haruslah cukup besar untuk menampung seluruh multipath dan harus cukup kecil sehingga dihasilkan pendeteksian yang lebih baik. Delay yang dialokasikan adalah :
2.SRCH_WIN_N, adalah search window yang digunakan untuk memonitor pilot neighbor set.
Window ini lebih besar daripada SRCH_WIN_A karena selain harus menampung seluruh
multipath dalam selnya, window ini juga harus menampung multipath potensial dari sel lainnya. Besar window ini dibatasi oleh jarak antara dua BS. Ukuran search window untuk neighbor set tidak hanya dipengaruhi oleh delay spread terbesar tetapi juga oleh perbedaan terbesar delay propagasi antara pilot referensi dan pilot target. Persamaan untuk menghitung overall delay :
3.SRCH_WIN_R, adalah search window yang digunakan untuk mendetaksi pilot remaining set.Ukuran window ini minimal sama dengan SRCH_WIN_N. Besarnya delay spread dan juga delay budget tergantung dari keadaan lingkungan. Semakin banyak multipath maka delay akan semakin besar.
Handoff Message
Handoff message dalam IS-95 ialah pilot strength measurement message (PSMM), handoff direction message (HDM), handoff completion massage (HCM), dan neighbor list update message (NLUM).
Power Control
Mekanisme power control dibutuhkan hampir semua jaringan seluler baik yang
berbasis FDMA, TDMA, maupun CDMA agar dapat meningkatkan kualitas suara dan kapasitas
sistem. Pada sistem seluler berbasis FDMA dan TDMA, power control dibutuhkan dalam
proses management co-channel interference. Sedangkan pada sistem seluler berbasis
DS-CDMA, power control dibutuhkan untuk mengurangi near/far effect pada arah reverse
dan othercell interference pada arah forward. Berdasarkan parameter yang akan diukur,
teknik power control dapat diklasifikasikan menjadi tiga metode:
1.Berdasarkan kuat sinyal terima
Pada metode ini, hasil pengukuran kuat sinyal terima di BS dibandingkan dengan kuat
sinyal terima yang diinginkan. Perintah untuk menurunkan atau menaikkan daya pancar
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan tersebut.
2.Berdasarkan Signal to Derau Ratio (SNR)
Pada metode ini, hasil perhitungan rasio kuat sinyal terima terhadap derau (SNR)
dibandingkan dengan rasio kuat sinyal terima terhadap derau (SNR) yang telah ditentukan. Dengan derau tersebut terdiri dari channel derau dan multiuser interference.
3.Berdasarkan Bit Error Rate (BER) dan Frame Error Rate (FER)
Bit Error Rate didefinisikan sebagai rata-rata jumlah bit yang salah jika dibandingkan dengan bit-bit dari persamaan awal. Sedangkan Frame Error Ratio didefinisikan sebagai rataan kesalahan frame.Sistem CDMA2000 1x menerapkan power control mode FDD yang terdiri dari power control arah reverse dan power control arah forward.
Power Control Arah Reverse
Teknik power control yang digunakan pada arah reverse terdiri dari reverse link open-loop power control dan reverse link closed-loop power control. Pada reverse link open-loop power control yang berperan aktif adalah MS dan algoritma yang digunakan adalah strengthbase algorithm. Tujuan open-loop power control ini adalah untuk mengestimasi rugi-rugi lintasan dan loss akibat shadowing yang terjadi antara BS dan MS serta mengatur daya pancar permulaan kanal akses dari MS. MS memperkirakan pathloss yang terjadi dengan cara mengukur level daya terima pada MS dengan menggunakan sirkuit automatic perolehan control (AGC), yang akan memberikan perkiraan kasar loss propagasi bagi setiap user.Pada reverse link closed-loop power control yang berperan aktif adalah BS, sedangkan algoritma yang digunakan adalah SNR based algorithm dan Eb/No based algorithm. Metode ini digunakan untuk mengantisipasi perbedaan multipath fading pada arah reverse dan forward akibat penggunaan frekuensi pembawa berbeda ± 45 MHz.Pada metode closed loop power control, perangkat demodulator di setiap sel harus mengukur rasio kuat sinyal terima terhadap interferensi (SNR) dan Eb/No setiap MS yang berada pada daerah cakupannya. Kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan nilai SNR dan Eb/No yang telah ditargetkan dan sebuah power adjustment command (perintah pengaturan daya) dikirimkan pada MS tersebut. Power adjustment command dari BS ini kemudian dikombinasikan dengan estimasi daya pancar dari MS yang diperoleh melalui open loop power control untuk mendapatkan nilai daya pancar MS yang seharusnya.
Power Control Arah Forward
Untuk arah forward, sistem CDMA2000 1x menggunakan fast closed loop power control melalui forward link dedicated channels dengan rate 800 updates per second (setiap 1,25 ms). Tujuan utama fast closed loop power control ini adalah untuk memperbaiki performansi MS yang berada di pinggir sel. Dengan sinyal dari BS semakin lemah sedangkan interferensi dari BS lain semakin kuat. Yang berperan aktif dalam metode fast closed loop power control adalah BS dengan mekanisme power control sebagai berikut, BS secara periodik menurunkan daya pancarnya, sementara MS mengukur frame error ratio (FER) yang terjadi. Biasanya power adjustment command menggunakan skala tetap yaitu sekitar 0,5 dB dan ditransmisikan setiap 1,25 ms.
Aspek-Aspek Perancangan
Sebelum membangun sebuah sistem CDMA 2000 1x, maka perlu dibuat suatu perencanaan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik agar didapat hasil yang mendekati dengan yang kita inginkan. Dalam melakukan perancangan maka harus memperhatikan aspek-aspek seperti di bawah ini :
Penentuan Daerah Layanan
Dalam penentuan daerah layanan maka harus diprioritaskan berdasarkan data-data yang telah kita perhitungkan. Dapat saja kita mulai membangun BS dari tempat-tempat yang potensial dan memungkinkan untuk banyak menarik perhatian pelanggan baru seperti pada daerah perkotaan, industri, atau daerah perdagangan. Akan tetapi harus kita perhatikan topologi daerah yang akan kita bangun, termasuk dalam daerah rural, suburban, urban, atau metropolitan, sehingga kita dapat memperhitungkan power link budget dan estimasi kebutuhan trafik serta kapasitas dengan tepat.
Alokasi Frekuensi
Perancangan frekuensi pada sistem CDMA sangat tergantung pada bandwidth yang tersedia
dan alokasi frekuensi yang diperoleh. Masing-masing kanal pada sistem CDMA2000 1x
memiliki bandwidth 1,23 MHz dengan spasi antar frekuensi tengah kanal CDMA adalah
sebesar 1.23 MHz.. Jaringan seluler CDMA2000 1x untuk operator Mobile 8 di Daerah
Istimewa Yogyakarta ini menggunakan alokasi frekuensi 800 Mhz dengan Bandwidth kanal
1,23 Mhz. Pengaturan frekuensi pembawa berdasarkan nomor kanal yang dapat digunakan
dapat diperoleh dengan persamaan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Persamaan Matematis untuk Menentukan Frekuensi Carrier
Penentuan frekuensi untuk sistem CDMA2000 1x dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan menggunakan frekuensi baru atau menggunakan frekuensi yang sudah ada sama
dengan frekuensi carrier untuk sistem CDMA IS-95. Cara kedua tidak diperbolehkan
jika kapasitas sistem CDMA IS-95 hampir mendekati batas maksimumnya dan kedua sistem
harus memiliki kode pengacak yang saling orthogonal.
Perhitungan Jumlah Pelanggan
Berdasarkan data pelanggan yang didapat, dilakukan estimasi jumlah pelanggan hingga
beberapa tahun kedepan sehingga hasil perancangan dapat digunakan hingga beberapa tahun kedepan atau dengan jumlah pelanggan maksimal yang sudah diperkirakan. Perkiraan jumlah pelanggan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan di bawah ini.
Estimasi Kebutuhan Trafik
Dalam mengestimasi kebutuhan trafik harus dibedakan antara kebutuhan trafik untuk
layanan suara atau data. Untuk menghitung kebutuhan trafik bagi setiap pelanggan akan
layanan suara digunakan persamaan di bawah ini[2].
Kemudian dengan menggunakan Tabel Erlang B dapat diketahui jumlah kanal yang dapat
menampung intensitas trafik tersebut sehingga dapat diketahui offered trafic untuk
layanan suara :
Penghitungan Kapasitas Sel
Dalam menentukan kapasitas sel dibedakan menjadi dua metode yaitu forward link
dan reverse link. Metoda penghitungan kapasitas sel yang diambil adalah
reverse link pole capacity.
Reverse Pole Capacity
Kapasitas sel dihitung dengan memperhatikan energi per bit, interferensi density,
thermal derau, dan interference antar sektor.
Forward pole Capacity
Kapasitas forward link yang dipengaruhi kenaikan derau dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Untuk kasus forward link maka harus didefinisikan power yang dibutuhkan pada sisi
transmitnya. Power yang dibutuhkan harus diestimasikan berdasarkan daya maksimum yang
dibutuhkan. Daya total dari BTS untuk user pada suatu cakupan dapat secara matematis
ditulis sebagai berikut :
Jumlah dan Ukuran Sel
Jumlah sel ditentukan oleh kapasitas sel dan jumlah trafik yang dibutuhkan, yang
kemudian dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.
Power Link Budget
Sebelum dilakukan perhitungan rugi-rugi lintasan harus diketahui dulu besarnya maximum allowable pathloss atau rugi-rugi lintasan maksimum yang diizinkan. Parameter ini dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini.
Reverse Link Budget
Sedangkan untuk mengetahui loss yang terjadi pada site hasil perancangan dapat
digunakan berbagai model seperti model Cost 231, Okumura-Hata, atau metode Lee.
Namun yang dipakai untuk perhitungan menggunakan model Cost231-Hatta propagation
Mobile. Karena, model tersebut direkomendasikan untuk pemodelan propagasi yang
menggunakan frekuensi pembawa antara 800 MHz - 2000 MHz. Model ini adalah modifikasi
dari pemodelan Okumura-Hatta, untuk redaman transmisi dasar pada urban area.
Penentuan Margin Interferensi dan Cell Loading
Margin interferensi adalah batas maksimum interferensi yang diperbolehkan. Parameter
ini berkaitan erat dengan parameter cell loading atau pembebanan sel. Penentuan margininterferensi ini berkaitan dengan kualitas dan kapasitas yang akan dicapai. Hubungan antar kedua parameter ini dijabarkan pada persamaan berikut.
Penyeimbang Link Forward dan Reverse
Link forward dengan daya besar dapat menyebabkan terjadinya interferensi pada sel
lainnya. Sebaliknya, link reverse yang berdaya besar akan menyebabkan kapasitas sel
berkurang. Untuk mengatasinya, dibuat suatu sistem penyeimbangan link forward dan
reverse untuk mengatasi masalah tersebut. Parameter utama pada link reverse adalah
pada parameter cell loading dan untuk link forward adalah kualitas pilot . Parameter
penyeimbang kedua link adalah faktor penyeimbang dengan persamaan :
Forward link Budget
Forward link budget dilakukan untuk mengetahui kualitas link forward. Link forward
yang baik memiliki nilai margin daya kanal overhead positif. Untuk penentuan alokasi
daya tiap kanal maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Terpenuhi atau tidaknya syarat kualitas perancangan ditentukan oleh margin daya kanal. Jika margin tersebut bernilai positif maka link memenuhi syarat. Nilai kualitas minimal yang disyaratkan :
Penentuan Parameter Handoff
Dalam perancangan maka penentuan parameter handoff menjadi salah satu bagian penting,
seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Parameter ini memerintahkan MS untuk
mencari kanal pilot baik dalam bentuk active/candidate, neighbor, atau remaining set.
Parameter ini adalah ukuran dari search window untuk mendeteksi pilot. Table 2.2
dibawah ini memberikan daerah cakupan dan rekomendasi nilai untuk parameter search
window.
Tabel 2.2 Parameter Soft Handoff
Perancangan PN Ofset dan Search Window
Perancangan ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahan pendeteksian kanal pilot antar sel yang menggunakan PN Ofset yang berdekatan ataupun sama. Panjang PN sequence adalah32768 chips dan pergeseran satu chip berkorelasi dengan
Agar terjadi isolasi yang cukup antar PN sequence yang digunakan maka jarak minimal
antar PN ofset adalah 64 chips. Sehingga terdapat 512 PN sequence yang dapat digunakan.Parameter pertama yang harus ditentukan dalam perancangan PN Ofset ini adalah PILOT_INC. Semakin besar PILOT_INC maka jarak antar PN Ofset akan semakin besar dan jumlah PN Ofset-nya berkurang. Jika PILOT_INC adalah 1 maka jarak minimum antar PN sequencec adalah 64 chip, jika PILOT_INC adalah 2 maka jarak minimum antar PN sequence adalah 2 x64 chip, dst. Jarak antar PN sequence haruslah lebih besar daripada besar SRCH_WIN_N atau SRCH_WIN_R. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi overlap search window untuk dua PN sequence yang dipisahkan oleh jarak minimum tersebut.Perancangan PN Ofset ini dilakukan untuk menghindari tiga masalah yang mungkin muncul, yaitu :
Juni 23, 2008
TEORI CDMA2000 1x
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar